Monday, March 18, 2013


HUT Perkawinan yang ke-20
=====================
 Cinta terpadu antara kamu dan aku
Terjalin karena banyak persamaan diantara kita
Aku senang membaca engkaupun tak pernah jauh dari buku
Kamu senang mengobrol akupun senang bercerita
Aku senang berjalan kaki engkaupun sering mengukur jalan
Engkau senang menghirup udara segar akupun lebih senang kalau diluar
Aku suka duduk termenung engkaupun turut diam sendirian
Engkau senang bersenda gurau akupun senang berkelakar
Aku merasa hanya separuh engkau membuatnya menjadi penuh
Engkau merasa setengah-setengah aku bulatkan menjadi satu
Aku seolah-olah menjadi Raja yang patuh
Rupanya engkau telah disuratkan menjadi Ratu
Satu kerajaan yang makmur dan jaya
Hanyalah kalau Ratu dan Raja dicintai rakyat jelata
Kerajaan lain tidak adalah rumah tangga
Rakyat yang tercinta adalah anak dan cucu kita
                               ooo0ooo
                                090505
Tsunami
=======
Ombak setinggi bukit
Datang dengan tiba-tiba
Membuat orang lari terbiirt-birit
Dalam usaha menyelamatkan nyawa
Apa yang ditinggalkan
Rata dengan tanah
Mayat-mayat bergelimpangan
Harta benda semua musnah
Apa yang terjadi di Aceh
Peringantan bagi manusia didunia
Jangan sekali-kal mengganggap remeh
Akan kekuatan alam bila murka
Hey manusia, janganlah lupa
Bahwa apa-apa yang didunia
Adalah hanya pinjaman belaka
Dimana dapat diambil-Nya dalam seketika
Musibah ini bukti yang nyata
Akan kekuasaan Sang Pencipta
Dalam mewujudkan kehendak-Nya
Lain tidak agar mata hati manusia terbuka
Agar manusia selalu sadar kiranya
Bahwa didunia
Hanyalah sekedar melewat saja
Dalam perjalanan menuju kealam sana
Jangan bertanya karena apa
Bencana itu datangnya tiba-tuba
Jangan pula menerka –nerka
Ini adalah kehendak-Nya
Marilah kita berdoa
Memohon kepada Yang Maha Kuasa
Agar yang diambil masuk surga
Dan yang ditinggalkan dikuatkan imannya.
                     
                   ooo0ooo
                    081805


Haiku bahasa Sinda
=====
kembang campaka
nyelip digelung mojang
merenah pisan
******************
mojang priangan
dikembangan malati
mangle ngarambay
*****************
kelom geulisna
kelom Tasikmalaya
dikelom geulis
*****************
pipi nu koneng
gumujeng ngagelenyu
ngeunah di hate
*****************
pipi nu kempot
waos aya ku bodas
nyerengeh manis
*****************
kabaya brokat
warnana beureum euceuy
aya ku herang
****************
wanoja di gelung
disinjang ngepas pisan
beu matak rieut

====ooo0ooo====


Haiku dan sajak
========================
Haiku
-------

Dimalam sepi
Daun kering terinjak
Punahlah sunyi
Hari lebaran
Maafkan kesalahan
Lahir dan bathin
=================

Dimusim semi
 -------------------
Bunga yang warna warni

Gembira hati

Putihnya salju
Perasaan membeku
Malam membisu

Dimusim panas
Diterik matahari
Menyengat kulit

Dimusim gugur
Daun menguning merah
Lukisan alam

Ranting yang kering
Terpijak tiba tiba
Pecahlah sunyi

***

Sajak

Ibu Pertiwi menangis
Rasa rindu didalam hati
Ingin menjenguk Ibu Pertiwi
Namun takut Ibu bersedih hati
Melihat keadaan negeri
Bangsaku sudah tak mencintai Ibunya
Semua peninggalan nenek moyang kita
Dijarah, dirusak,terbengkalai tak berharga
Kebudayaan luhur tinggal impian hampa
Bertengkar, sikut menyikut berebutan harta
Tidak membedakan apa haram dan halalnya
Aji mumpung merajalela
Menjadikan rakyat jelata sengsara
Suku satu sama lain diadu domba
Persengkatan Agama dijadikan perkara
Perpecahan itu rupanya menjadi tujuan utama
Didalam agenda negara adidaya
Tigaratuslimapuluh tahun dijajah Belanda
Tigasetengah tahun dijajah Saudara Tua
Apakah kini Ibu Pertiwi harus mengalami yang sama
Menjadi piaraan negara adidaya
Dalam waktu 58 tahun sudah dilupakan
Kemerdekaan ini siapa yang menegakkan
Jutaan tulang-tulang berserakan
Dilaut, dikota dan didalam hutan
Bagaimana menjawab pertanyaan
Kepada pejoang Kemerdekaan
Harus berani memberi jawaban
Bahwa perjoangan mereka sudah dilupakan
Dijajah Belanda
Dijajah Saudara Tua
Orde Baru,... tak ada beda
Rakyat tetap sengsara
Kapan kita belajar dari pengalaman
Apakah pemimpin kita semua sudah lupa ingatan
Menggali harta karun mengharap emas gelondongan
Irasionil tapi tetap memegang jabatan.
Pantaslah Ibu Pertiwi menangis setiap hari
Sampai air mata menjadi kering sama sekali
Alam ikut berkabung merasakan sakit hati
Mata air menghilang dari bumi Ibu Pertiwi
Pengganti mata air yang bening.
Aqua,Evian,Poland Spring
Deer Park, Snapple, Coca-Cola
Mountain Dew, Pepsi –Cola
Apakah ini ulah perusahaan multinasional
Hutan dijarah menjadi titik awal
Bila mata air menjadi kering total
Air minum menjadi barang jualan yang mahal

**sn**

Sawan Kuya

Baranang bentang
Curcor caina herang
Ngimpi balik ka Soreang
Ngan ukur bati hayang
30 taun dipangumbaraan
kunanon jadi sieunan
pedah laut kudu diliwatan
pedah karuhun teu diopenan
geuning kieu hirup sorangan
euweuh dulur euweuh babaturan
keueungna alah batan
mun bisa mah ulah diturutan
maning ge cicing dilembur sorangan
gampang neangan sosobatan
ngumpul jeung duduluran
tibatan hirup deudeungeunan
Naon atuh anu diteangan
Asa ku rieut mikiran
Sok atuh kuring bejaan
Eta atuda bodo teh dibeakeun ku sorangan

*sn*

Tsunami

The giant waves swept the country
Tore apart anything on its path
Towns and Villages gone in minutes
To almost nothing
Tossed up and down
Tumbled over
Turned upside down
Trains tossed off of its tracks
Trucks and Buses thrown like toys
Tug Boat and Barges landed on asphalt road
The awesome force of nature
Terrified
Thousand of lives taken in a snap
Tears of sadness
Tears of fear
Tears of frustration
Tears of helplessness
Think and think hard
There is a much bigger force out there
Too Big to comprehend
Too Awesome to witness
Too bad most of the world"s leaders do not relaize it
The powers in their hands are minuscule by comparison\

They ought to know who is the Almighty !

**sn
Tags:mp3ei

MP3EI : Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    • PLTP Sarulla
Deputi Direktur Pengelolaan IPP PLN Nasri Sebayang di Jakarta, kira-kira 3 tahun yang lalu, mengatakan, proyek-proyek yang berlokasi di luar Jawa tersebut akan memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. "Sebagian besar proyek itu dikelola pengembang lokal," katanya. Namun, Nasri melanjutkan, meski dikelola pengembang lokal, sebagian besar peralatan seperti turbin dan generator berasal dari China.
Kesembilan proyek itu adalah
1. PLTU Kaltim 2x60 MW dengan pengembang PT Indonesia Power dan PT Ridlatama Energy;
2. PLTA Poso 160 MW dengan pengembang PT Poso Energy;
3. PLTU Molotabu, Gorontalo 2x10 dengan PTB Energy Gorontalo;
4. PLTU Nunukan, Kaltim 2x10 MW dengan PT Indonesia Power,
5. PLTU Palu 2x10 MW dengan PT Indonesia Power.
6. PLTP Sarulla, Sumut 3x110 MW dengan konsorsium PT Medco Energy 37,5 %, Kyushu Electric Power Company Inc (Jepang) 25 %, Itochu Corporation (Jepang) 25 %, dan Ormat International Inc (AS) 12,5 %.
7.PLTU Minahasa 2x50 MW dengan PT Minahasa Power dan WTL dari Malaysia;
8.PLTU Baturaja, Sumsel 2x100 MW
9.PLTU Simpang Blimbing, Sumsel 2x113 MW dengan konsorsium PT Energy Musi Makmur dan Gou Hua (China).

Memakai Tenaga Uap untuk menghasilan lstrik adalah suatu keputusan yang paling baik. Menghemat BBM dan ramah lingkungan. Menghemat BBM, karena untuk menghasilkan uap akan diperlukan batubara. Batubara didalam bumi Ibu Pertiwi akan tetap tersedia untuk masa yang lama sekali dibandingkan dengan minyak bumi. Ramah lingkungan, kemungkinan akan mencermarkan lingkungan dipertipis. Lain halnya dengan minyak bumi (Diesel). Minyak Diesel harus hati-hati dalam pengangkutannya. Apalagi kalau harus lewat permukiman penduduk. Dengan tangki kereta api, kalau kereta barang itu anjlok, selain ada kemungkinan untuk meledak dan terbakar, akan sangat memakan kerugian yang besar. Kalau diangkut dengan truck tangki, juga kalau tidak hati-hati, tabrakan dengan kendaraan lain atau masuk jurang juga kemungkinan besar truk tangki akan meledak dan terbakar.
Lain halnya dengan batubara, apalagi kalau batubara sebagai bahan bakar PLTU ini sudah diolah dari bongkah-bongkah batubara menjadi "pellets" seperti kerikil. Dengan demikian akan lebih gampang dalam pengangkutannya. Keuntungan lainnya dengan memakai bahan bakar batubara ialah akan timbul industri lainnya dengan memakai pembuangan uap dari PLTU ini. Uap ini dapat disalurkan untuk menjadi bahan penggerak mesin-mesin dipabrik-pabrik. Kemungkinan tumbuh industri berat dapat saja terjadi dengan memakai pellets batubara sebagai pemanas dalam melebur besi, serta memakai tenaga uap untuk menjalankan mesin penempa "besi coran". Juga dengan tersedianya batubara berupa pellets, membuka jalan bagi industri rakyat (industri pandai besi) untuk dijadikan alat-alat seperti pacul, sekup, parang, pisau dsbnya.
Dengan memakai batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap dimana uap ini menjalankan turbine generator listrik tidak akan mengakibatkan kebisingan seperti mesin diesel. Dengan demikian PLTU ini dapat dibangun didekat kota. Menghemat ongkos-ongkos pemasangan kabel-kabel tegangan tinggi beserta menara-menaranya. Pembuangan uap setelah dipakai untuk memutarkan turbine penggerak generator listrik dapat disalurkan melalui pipa-pipa didalam tanah ke pabrik-pabrik sekitar PLTU untuk dipakai sebagai tenaga penggerak mesin-mesin. Atau sebagai pemanas ruangan dimana kelapa dapat dikeringkan menjadi kopra. Pengeringan kelapa dapat diteruskan walaupun matahari sudah terbenam. Usaha pengeringan kelapa dapat dijalankan selama 24 jam.
Dari daftar PLTU yang akan dibangun itu, kita tidak melihat PLTU yang akan dibangun di Maluku dan di Papua. Dikedua daerah ini pembangunan PLTU akan besar dampaknya kepada perekonomian setempat. Namun kalau dilihat dari kebutuhannya apalagi kalau dilihat dari segi kacamata swasta, pembangunan Pembangkit Listrik di kedua daerah ini tidak akan menghasilkan keuntungan yang setimpal dengan besarnya modal yang ditanam. Tidak ada jalan lain, kecuali yang menanam modal adalah Pemerintah. Apakah Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau gabungan keduanya dengan mengundang modal dari Negara lain berupa "grant" atau pinjaman lunak jangka panjang. Dengan arti kata lain usaha bersama G to G.
Yang diharapkan dari kerja sama G to G ini, bukan melulu pengadaan listrik saja, tetapi banyak sekali kaitannya dengan timbulnya industri-industri lainnya yang disokong oleh keberadaan PLTU didaerah ini. Namun prosesnya akan berjalan lambat, ini yang menjadi penghalang utama datangnya investasi swasta, asing maupun nasional.
    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa
Marilah kita mencoba untuk "membayangkan" apabila dibangun satu PLTU di Maluku. Dimana PLTU ini akan menyokong tumbuhnya perekonomian lokal namun pertumbuhannya akan berkembang secara bertahap. Kita pilih Pulau Halmahera bagian selatan dipantai Barat dimana pantai ini dilindungi pulau-pulau dan salah-satunya adalah Pulau Bacan. Tidak ada kota besar, namun keadaan alamnya yang indah dan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang.
Pertama harus dibangun dermaga besi beton untuk kapal-kapal diatas 15.000 ton. Pelabuhan ini dipakai untuk keperluan membongkar muatan peralatan untuk membangun PLTU. Juga untuk mempersiapkan nantinya bila disinggahi Kapal-kapal mengangkut bongkah-bongkah batubara dari Kal-Tim.
Di pelabuhan itu dibangun pabrik pengolahan bongkah-bongkah batubara untuk dijadikan "pellets" dan "briquettes". Pellets ini diangkut dengan kereta api ke PLTU yang berdekatan dengan kota atau kota-kota. Karena yang menjalankan generator listriknya dipakai uap tidak akan menyebabkan kebisingan.
Briquettes dijual kepada masyarakat untuk keperluan didapur, dibakar didalam tungku sebagai bahan bakar, pengganti kayu bakar. Dengan demikian penduduk setempat terutama ibu rumah tangga dan anak-anak tidak perlu mencari kayu bakar ke hutan-hutan. Disamping melestarikan hutan, juga untuk memberi kesempatan bagi anak-anak untuk lebih mempergunakan waktu untuk keperluan belajar menambah ilmu, disekolah maupun dirumah.
Jalan kereta api ini perlu untuk mengangkut peralatan-peralatan dalam pembangunan awal PLTU dalam mengangkut peralatan yang berat-berat. Dikemudian hari, untuk mengangkut pellets dari pelabuhan atau pabrik pellets ke PLTU. Mengingat dengan dibangunnya PLTU akan tumbuh industri-industri di kota itu atau dikota-kota itu. Hasil dari industri ini, barang jadinya diangkut oleh kereta api ke pelabuhan untuk dikapalkan. Kereta apinya adalah kereta api listrik ataukereta api tenaga uap dan dipakai juga untuk mengangkut para pekerja pelabuhan atau ke pabrik-pabrik sekitar pelabuhan.
Mengingat didaerah ini banyak pohon kelapa, diusahakan untuk membangun pabrik minyak kelapa, disekitar pelabuhan atau disekitar kota. Pabrik minyak kelapa ini sebagai tenaga penggerak mesin-mesinnya dapat berupa listrik, dengan adanya PLTU, atau dengan tenaga uap, dengan tersedianya batubara bongkah atau pellets. Atau memanfaatkan limbah uap dari PLTU.
Dengan adanya pabrik minyak kelapa, membuka jalan bagi penduduk dipulau-pulau sekitarnya untuk mengolah kelapa menjadi kopra. Penduduk dianjurkan untuk bergabung dalam usaha pengadaan kopra dengan membangun "koperasi". Akan tumbuh usaha-usaha pengangkutan laut lokal berupa kapal layar atau kapal kayu bermotor untuk mengangkut kopra dari pulau-pulau ke pabrik minyak kelapa. Minyak kelapa diangkut dari pelabuhan dengan peti kemas khusus untuk muatan cair atau kalau jumlahnya cukup banyak dikapalkan dengan kapal tanker untuk diekspor.
Kapal-kapal layar atau kapal kayu bermotor, kembali ke pulau-pulau mengangkut briquettes, untuk keperluan tungku dapur atau sebagai usaha pandai besi. Dengan adanya PLTU dengan bahan bakar batubara, akan timbul industri pembuatan saringan dari sabut kelapa untuk dipakai sebagai saringan dicerobong-cerobong PLTU atau pabrik lainnya. Dengan demikian pengotoran udara dari cerobong asap PLTU maupun pabrik-pabrik dapat dikurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Dengan dsinggahinya pelabuhan ini secara teratur oleh kapal-kapal pengangkut batubara dan kapal-kapal lainnya mengangkut hasil industri, akan tumbuh usaha-usaha pelayanan kapal-kapal. Bahan-bahan makanan atau BBM. Akan tumbuh usaha pertanian berupa sayur mayur untuk memenuhi keperluan kapal-kapal yang singgah. Membuka jalan untuk penanaman pohon jarak pagar dimana biji-biji jarak diolah menjadi minyak jarak untuk dicampur dengan minyak diesel untuk keperluan BBM kapal-kapal yang singgah. Untuk usaha pengolahan biji jarak perlu dibangun pabrik. Berarti membuka lapangan kerja baru. Untuk lebih menggalakkan penanaman jarak pagar ini untuk dipakai sebagai campuran BBM kapal, pelabuhan ini juga dijadikan sebagai Pangkalan TNI AL bagi kapal-kapal patroli berkecepatan tinggi.
Dengan tersedianya listrik dan keadaan pantai yang bersih dengan laut yang tenang karena dilindungi pulau-pulau sangat ideal untuk usaha Resort Area. Limbah uap dari PLTU dapat disalurkan ke Resort-resort ini untuk memanaskan kolam renang air panas atau sauna.
Dalam "cerita" diatas, dapat dilihat bagaimana pentingnya peranan PLN sebagai "pelopor" dalam membangunan perekonomian lokal, mulai dari "nol". Peranan PLN sebagai Perusahaan Negara jangan terlalu mementingkan untuk mengejar keuntungan belaka, namun juga harus menjadi penyumbang dalam pembangunan Negara dan Bangsa dengan mengambil keuntungannya dikemudian hari dengan memberi kesempatan dan "alat" bagi generasi baru untuk ikut membangun Bangsa dan Negara terutama didaerah-daerah terpencil. PLN mempunyai produk yang unik, yaitu listrik, yang mana listrik ini merupakan suatu produk yang dapat mengantar masyarakat dari perekonomian yang terbelakang ke perekonomian yang cerah.
Namun didaerah yang berkembang ini, yang diutamakan bukanlah "listriknya", tetapi lebih penting adalah "proses pengadaan listrik itu" sendiri. kalau yang dipentingkan "listriknya", membangun saja PLTN, dimana dengan sekali isi dapat berjalan sampai 30 tahun lamanya. Rakyat menikmati adanya listrik ini, penerangan rumah, menonton Sinetron dan berita dilayar TV namun tidak mempunyai penghasilan. Tetapi bila yang "dipentingkan" adalah "proses pengadaan listrik-nya serta pengadaan usaha-usaha yang memakai tenaga listrik", akan bermunculan usaha-usaha kecil yang menyerap tenaga kerja serta menaikkan tingkat hidup rakyat setempat. PLTU dengan bahan bakar batubara adalah jalan keluarnya.
Tentu PLN tidak dapat bekerja sendiri, sewajarnya dipikirkan jalan lain untuk membantu pertumbuhan ekonomi setempat ini. Umpamanya Pemerintah membuka jalur pelayaran baru yang menghubungkan daerah baru ini dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya. seperti pelabuhan Bitung, Ambon, Makassar dan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang lebih jauh. Dengan membuka jalur pelayaran dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal yang teratur sepanjang tahun.
Morotai ada disebelah Utara Pulau Halmahera, pangkalan udara yang dibangun sewaktu perang dunia kedua.. Mungkin dengan memperbaiki serta menaikkan tingkat pelayanannya dapat menjadi Bandara Turis asing maupun turis dalam negeri yang bertujuan untuk mengunjungi Resort Area yang baru ini. Mudah-mudahan suatu waktu akan menjadi terkenal sepert Pulau Bali.
===mangSi100111===


MP3EI : Galangan Kapal Nasional

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa
Masterplan: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 - 2025.
Dalam Masterplan ini "Perkapalan " dititik beratkan kepada Galangan Kapal Nasional dalam membangun kapal baru ukuran 10,000 DWT sampai 300,000 Dwt. Kesanggupan dalam membangun kapal-kapal ukuran ini dapat saja terwujud. Namun harus dipikirkan lempengan-lempengan baja yang akan dipakai untuk membangun lunas dan lambung kapal, apakah itu produksi dalam negeri atau bukan. Kalau produksi dalam negeri, sudahkah ada Pabrik yang dapat memproduksi lempengan baja tersebut? Apakah ada Pabrik lain selain Krakatau Steel? Dan apakah kiranya Krakatau Steel mampu memproduksi lempengan-lempengan baja untuk lunas dan lambung kapal-kapal yang berukuran sampai 300,000 DWT ?
Apakah ada Galangan Kapal lain disamping PT. PAL di Surabaya yang mempunyai teknologi maupun keterampilan pegawainya dalam membangun kapal baja dengan ukuran diatas 10,000 Dwt sampai 300,000 DWT ?
Pertanyaan berikuitnya adalah, apakah kita mampu bersaing dengan Vietnam,India dan Bangladesh yang sudah mengantongi pesanan kapal baru dari negara-negara maju seperti negara-negara Skandinavia ?
Bagaimana kalau cita-cita diatas kita kesampingkan dahulu dan memulai dengan pembangunan kapal yang sudah berjalan ratusan tahun, yaitu membangun kapal-kapal layar Pinisi. Tentunya pembangunan kapal Pinisi 2011 kedepan harus disertai dan dimanfaatkan akan kemajuan teknologi di bidang pembuatan kapal-kapal baru.
Kemajuan teknologi seyogianya ditrapkan dibidang pembuatan kapal baru maupun dalam pemeliharaan kapal-kapal kayu, seperti kapal Pinisi ini. Dry-dock khusus bagi perawatan kapal Pinisi, seyogianya tersedia dipelabuhan-pelabuihan besar. Usaha-usaha perawatan kapal-kapal Pinisi ini, sewajarnya Pemerintah ikut membantu untuk meringankan ongkos-ongkosnya. Pembayaran ongkos perawatan kapal dibayarkan langsung kepada perusahaan Dry-dock. Si empunya kapal Pinisi membayar bagiannya langsung ke Perusahaan Dry-dock. Untuk ini, disarankan agar BPR setempat ikut aktip dalam mengadakan dananya, serta memberikan kelonggaran bagi si empunya kapal untuk mencicil ke BPR. Pembayaran "ongkos tambang" untuk muatan yang dikapalkan dengan kapal Pinisi yang mempunyai cicilan ke BPR. dibayarkan langsung oleh sipengirim barang ke BPR setempat dan dimasukkan ke rekening si empunya kapal Pinisi itu. Dengan demikian akan memajukan usaha per-bank-an dibidang Pelayaran Rakyat. Dengan simpanan yang ditentukan besarnya di BPR, si empunya kapal layar dapat meminta pembayaran cicilan dari BPR setempat untuk dibayarkan ke perusahaan Dry-dock setempat. Tentunya dalam usaha pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan pada kapal layarnya.
Dipikirkan dan dicarikan untuk memakai cat lambung yang selain mengawetkan kayu-kayu dibawah dan diatas permukaan air laut, juga jaminan bahwa lambung kapal kayu yang dibawah permukaan air laut akan bersih dari tempelan-tempelan kerang-kerang. Cat yang dipakai pada lambung dibawah permukaan laut itu dapat mengurangi "gesekan" antara badan kapal dan air laut. Sehingga dengan demikian akan tercapai kecepatan kapal sewaktu berlayar yang semaksimal mungkin. Selain cat, apakah kiranya dapat dipakai bahan-bahan kimia lainnya atau bahan plastik sebagai "lapisan" antara badan kapal dari kayu ini dengan air laut. Dengan demikian sekali gus disamping lambung kapal tidak ditempeli kerang-kerang juga melancarkan akan lajunya kapal.
Merancang ulang akan luasnya layar-layar kapal, serta mencarikan bahan layar yang ringan, awet dan murah. Merancang peralatan "bantu" untuk usaha-usaha menaikkan layar dan menurunkan layar dengan memakai tenaga listrik. Sehingga meringankan abk dalam menaikkan layar dan juga dapat menurunkan layar dengan cepat, umpamanya bila mengalami angin ribut dilautan lepas. Dengan demikian memperbesar dalam usaha penyelamatan kapal, muatan dan abknya.
Pemakaian peralatan electronic di kapal Pinisi harus diusahakan sebagai peralatan "keharusan". Umpamanya, pemancar darurat yang memancarkan S.O.S. sebagai pemancar "Beacon" untuk mempermudah dalam usaha-usaha SAR.
Peralatan electronic dengan memakai satelit untuk keperluan menentukan posisi kapal dilautan lepas. Peralatan elecronic untuk menentukan arah angin serta menentukan posisi layar terhadap arah angin, untuk mendapatkan hembusan yang maksimal.
Peralatan pengadaan listrik di kapal, apakah dengan Solar Panel, Tenaga Angin atau Tenaga arus air Laut memutarkan turbin listrik. Tenaga listrik diperlukan untuk keperluan lampu navigasi, pemancar radio, pengiriman dan pemerimaan data berupa laporan keadaan cuaca dengan komputer dan satelit. Pengiriman data dari alat-alat yang dipasang di kapal untuk keperluan Riset Kelautan. Pengiriman data mengenai gerak-gerik kapal-kapal asing yang berlayar di lautan Nusantara, bendera kapal serta posisi kapal serta jenis kapal ke Markas Besar TNI. Jumlah yang banyak dari kapal-kapal layar Pinisi yang mengarungi Lautan Nusantara merupakan puluhan ribu "mata" dan "telinga" yang sangat penting dalam usaha pengamanan negara dan bangsa. Dengan demikian Markas Besar TNI tahu betul posisi-posisi kapal-kapal asing yang berlayar dilautan Nusantara.
Pengadaan Galangan Kapal Layar Pinisi disetiap Propinsi dengan demikian "keahlian" warisan nenek moyang dalam membangun kapal layar Pinisi dapat dijaga kelanggengannya untuk ratusan tahun yang akan datang. Tentunya disamping membangun kapal, Galangan Kapal Layar Pinisi juga mengadakan R and D dalam merancang pembangunan kapal-kapal layar baru dengan memakai bahan lain selain kayu "Ulin". apakah Ferrocements atau fiberglass serta bahan dari plastik lainnya. Penelitian dalam pembuatan palkah-palkah muatan di kapal-kapal layar ini untuk disesuaikan dengan kemajuan dalam cara baru mengapalkan barang-barang muatan. Peti kemas standard Nasional Pinisi atau muatan dengan di- "unitised", peti kemas standard nasional Pinisi dengan peralatan pengatur suhu udara.
Pengadaan sekolah-sekolah Pelayaran khusus untuk pendidikan awak kapal layar Pinisi yang disponsori Pemerintah atau Pemda untuk menjamin akan tersedianya awak kapal yang berpendidikan dan siap berlayar.
Kapal Layar Pinisi adalah warisan nenek moyang kita, adalah wajar sekali untuk mendapat perhatian utama serta dimasukkan dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 - 2025. Karena keberadaan kapal-kapal layar Pinisi di Lautan Nusantara adalah sangat dekat dan penting bukan saja dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia tetapi juga sebagai alat penting dalam usaha pelaksanaan "Pemeretaan Ekonomi Nasional dari Sabang sampai Merauke". Mengingat kapal-kapal Pinisi ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan kecil diseluruh Nusantara.
Membangun kapal baja dari 10,000 DWT sampai 300,000 DWT di Galangan Kapal di dalam negeri adalah sangat menarik dan membanggakan. Tetapi membangun kapal-kapal layar Pinisi serta meningkatkan semaksimal mungkin sebagai salah satu alat dalam membangun perekonomian Nasional akan lebih membanggakan lagi. Disamping ongkosnya tidak akan semahal membangun kapal-kapal 300,000 DWT yang belum tentu ada kegunaanya bagi Pelayaran Nasional maupun sumbangannya sebagai alat yang
:ketahanan nasional, mp3ei

MP3EI : Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di Pulau-Pulau Kecil

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa
Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil adalah dalam rangka membangun ketahanan Nasional. Serta pengamanan lautan Nusantara dari kapal-kapal berbendera asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di lautan Nusantara. Pembangunan pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil, juga akan menjadi tonggak utama dalam perkembangan ekonomi setempat, dan pendidikan penduduk setempat.
Di pulau-pulau kecil dimana ada Pangkalan TNI AL dan TNI AU, rakyat setempat dapat diikutssertakan dalam usaha "perawatan" pangkalan-pangkalan itu. Penduduk setempat diberikan pendidikan dalam usaha bercocok tanaman. Tentunya dengan bimbingan dari para Insinyur Pertanian. Insinyur Pertanian ini di-"wamil"-kan untuk masa waktu tertentu dan ditempatkan untuk bertugas di pangkalan-pangkalan ini.
Penduduk diberikan pendidikan dalam menanam sayur mayur, buah-buahan dan juga pembuatan pupuk kompos. Hasil dari bercocok tanaman ini dijual ke pangkalan AL dan AU. Juga kepada kapal-kapal patroli TNI AL yang berpatroli didaerah itu dimana pelabuhan di pulau itu merupakan Induk Pelabuhan kapal-kapal tersebut.
Penduduk setempat diberikan juga pendidikan dalam penanaman pohon jarak. Biji jarak dijual ke koperasi untuk diolah menjadi minyak jarak. Dan minyak jarak ini dijual ke Pangkalan Al dan AU sebagai campuran untuk minyak diesel. Juga minyak jarak ini dipakai untuk campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI AL. Minyak jarak dipakai oleh TNI AU untuk campuran minyak diesel pembangkit tenaga listrik darurat dan juga sebagai bbm truck-truck dan kendaraan bermesin diesel lainnya.
Minyak jarak dijual ke PLN sebagai campuran minyak diesel untuk menjalankan mesin diesel penggerak Gnenerator Listrik. Dengan tersedianya aliran listrik ini, akan timbul usaha-usaha baru. Pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Juga Pemerintah memberikan izin untuk pembuatan garam secara modern dengan peralatan-peralatan modern. Garam yang dihasilkan dibeli oleh Koperasi untuk pembuatan ikan asin. Dengan demikian para nelayan dapat menangkapn ikan sebanyaknya dan ikan itu diproses lebih lanjut untuk dijadikan ikan asin. Ikan asin sebagai bahan untuk dijula ke Pangkalan, Kapal-kapal TNI AL serta penduduk dipulau itu atau dipulau lainnya.
Juga dijajagi penanaman pohon sagu di Mauluku ala Perkebunan Karet/Kelapa Sawit di Sumatara dalam skala yang kecil. Juga dijajagi kemungkinannya untuk menanam padi curah hujan.
Dikarenakan sudah ada listrik, kemungkinan besar usaha penyulingan air laut menjadi air minum dapat dilaksanakan. Air minum dijual ke Pangkalan AL dan AU serta kapal-kapal patroli AL. Tentunya juga penduduk dengan harga yang cukup murah.
====Mangsi 04/17/12====
anjir, hujan, iwrm, limbah

MP3EI : Cetak Biru Pelayaran Nusantara

    • Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan
Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan

Deklarasi Djuanda.


NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda adalah Negara Kepulauan. Dimana laut-laut diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai kelanjutan dari deklarasi itu, Pemerintah harus bertanggung jawab akan kelancaran perhubungan antar pulau dimana ada permukiman penduduk. Sama halnya dengan pembangunan jalan-jalan di pulau-pulau di seluruh Nusantara. Dimana jalan-jalan ini menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau satu kota dan kota lainnya. Atau menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya antar kota yang dikenal dengan Jalan Provinsi.
Adalah tanggung jawab Pemerintah untuk membina usaha-usaha pelayaran lokal dan pelayaran Nusantara sebagai "konsekuensi" dari Deklarasi Djuanda. Pelayaran lokal ibaratnya jalan antar desa, dan Pelayaran Nusantara ibaratnya jalan Propinsi. Ini perlu diwujudkan untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Deklasi Djuanda ini memang diperlukan dan memang merupakan infrastrukture yang nyata dan diperlukan dalam suatu Negara Kepulauan seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga sebagai tindak lanjut Pemerintah dalam usaha memberikan kesejahteraan kepada warganegaranya diseluruh Nusantara di pulau yang besar sampai ke pulau-pulau yang kecil-kecil. Juga sebagai bukti yang nyata dari Pemerintah dalam usaha melindungi keselamatan warganegaranya dari gangguan dari luar.

Pelayaran Nusantara.


Pelayaran Nusantara dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pelayaran lokal.
Pelayaran ini adalah pelayaran antar pulau dengan memakai perahu kayu layar atau perahu kayu bermesin. Jalur-jalur pelayarannya terbatas antara pulau yang satu dengan pulau lainnya.

2. Pelayaran dekat antar Propinsi.
Jalur-jalur pelayaran yang dilayari oleh kapal-kapal dengan bobot antara 500 ton sampai 1000 ton. Juga kapal layar Pinisi.

3. Pelayaran Nusantara
Melayari jalur-jalur panjang dengan kapal-kapal berbobot diatas 1000 ton.
4. Pelayaran Nusantara Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional.
Kapal berkecepatan diatas 30 knots dari jenis Ro-Ro (Roll On- Roll Off), kombinasi kapal penumpang dan petikemas atau truk. Akomodasi penumpang diatas 1000 penumpang, dapat mengangkut sepeda motor, mobil dan truk. Kapal Ferry Ro-Ro ini menghubungkan Belawan/Bangka-Belitung/Tg.Priok/Tg.Perak/Makassar/ /Ambon/Jayapura dan Ambon/Banda/Merauke. Dengan jadwal yang tetap dan teratur. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi BBM s angat diperlukan. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi terutama dalam subsidi pembelian/pembangunan kapal baru dan dalam pembelian BBM sangat diperlukan.
5. Kapal Ferry Penyeberangan.
Penyeberangan dari satu pulau ke pulau lainnya seperti di Provinsi Riau, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok dan seterusnya. Kapal Ferry jenis Ro-Ro dengan kecepatan 20 knots sebagai kapal feeders dari pelabuhan utama yang disinggahi Kapal Ferry Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional (Sabang -- Merauke/Jayapura) ke pelabuhan-pelabuhan lainnya
Sebagai catatan, dalam usaha-usaha dunia perlayaran disetiap negara didunia ini tidak lepas dari uluran tangan Pemerintahnya. Apakah negara itu adalah negara industri atau negara berkembang. Uluran tangan itu apakah berupa subsidi dalam pembangunan kapal baru, pembangunan pelabuhan atau subsidi dalam pengeoperasian kapal-kapal berbendera negara itu.

Pelayaran antar pulau-pulau kecil.


Kapal Layar Lokal dan Kapal Layar Pinisi.


Perhubungan antar pulau ini dapat berupa usaha pelayaran rakyat dengan perahu layar atau perahu bermotor. Pengoperasian perahu layar dapat diserahkan kepada swasta setempat mengingat ongkos pengoperasian yang rendah. Namun subsidi Pemerintah diperlukan dalam usaha pengongkosan dari pembangunan perahu kayu. Penelitian dalam pembangunan perahu ini diperlukan untuk mencari bahan selain dari kayu yang murah. Apakah itu dari bahan ferrocement atau fiberglass atau bahan plastik lainnya. Atau kombinasi kayu dengan bahan-bahan kimia ini. Penelitian ini perlu untuk usaha pelestarian hutan. Jangan sampai karena menggalakkan pelayaran rakyat dengan perahu layar, persediaan kayu khusus dalam pembangunan kapal layar Pinisi yaitu kayu ulin jangan sampai habis.
Penelitian dalam design kapal kayu terutama dalam konstruksi ruangan palkah untuk disesuaikan dengan cara-baru dalam pengapalan barang muatan. Pengapalan baru secara unit (unitised cargo), muatan tidak lagi dimuat di dalam palkah satu persatu atau karton per karton atau karung per karung. Harus dipikirkan cara bongkar muat dengan memakai derek darat disetiap dermaga di seluruh pelabuhan pelayaran rakyat. Pemikiran untuk design kapal layar berdasarkan ciri-ciri khas kapal layar Pinisi dengan ukuran-ukuran yang lebih besar dengan bobot mati tertentu yang dianggap paling efisien untuk dipakai dalam pelayuaran lokal, antar Propinsi atau pelayaran Lautan Nusantara.
Desain dari tiang layar serta bahan untuk layar yang lebih enteng sehingga mudah untuk menggulung layar. Pemakaian motor listrik untuk menggulung dan mengembangkan layar dengan cepat. Bahan layar yang kuat dan tahan lama dan diusahakan dengan harga yang murah. Penelitian dalam pemakaian bahan pengawet kayu berupa cat kapal yang dapat memperpanjang umur kayu setelah dibuat sebagai perahu. Juga cat yang khusus dalam mencegah badan kapal dibawah permukaan air laut tetap bersih dan mulus bebas dari tempelan-tempelan karang. Ini perlu untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pelayaran.
Penelitian dalam pemakaian mesin sebagai tenaga penggerak sewaktu masuk dan keluar pelabuhan serta dalam usaha merapat dan merenggang dari dermaga. Juga penelitian mesin apa yang paling cocok sebagai tenaga pengggerak ini. Apakah mesin diesel ukuran kecil atau mesin bensin dipakai langsung sebagai tenaga penggerak. Atau mesin diesel kecil atau mesin bensin ini dipakai untuk mengisi batre dan batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Apakah cara pengisian batre yang paling murah ini dipakai solar panel, tenaga angin atau tenaga arus laut.
Kemudian harus dipikirkan pemakaian tenaga listrik ini apakah hanya dipakai sebagai tenaga penggerak kapal layar di pelabuhan atau dipakai juga sewaktu dalam pelayaran di laut lepas. Umpamanya sebagai tenaga untuk dipakai dalam menjalankan peralatan navigasi dan keselamatan kapal layar.
Pemakaian navigasi dalam menentukan posisi kapal layar memakai satelit. Sebagai peralatan elektronic dalam menentukan arah angin sehingga layar yang dikembangkan dapat memakai tenaga angin yang menghembus semaksimal mungkin. Sebagai peralatan electronic dalam pengiriman tanda-tanda darurat--S.O.S.-atau sebagai pemancar darurat (beacon) agar memudahkan dalam pencarian S.A.R.--secara otomatis. Sebagai peralatan elektronik dalam meramalkan cuaca. Sebagai peralatan elektronik dalam perhubungan radio atau pengiriman/penerimaan data memakai computer melalui satelit.
Pemikiran pengadaan tenaga listrik untuk dipergunakan sebagai alat penggerak mesin pendingin. Mesin pendingin untuk bahan makanan abk, juga mesin pendingin untuk mendinginkan peti-kemas ukuran kecil. Atau mesin pendingin khusus untuk mendinginkan palkah. Dengan kata lain, Kapal Layar Pinisi khusus dalam pengangkutan ikan, daging dan sayur mayur yang didinginkan.
Dengan kata lain penelitian bagaimana caranya untuk menaikan tingkatan kapal layar apakah kapal kayu atau kapal dari bahan plastik dengan kemajuan High-Tech. Juga penelitian mengenai lunas kapal layar ini, mungkin menjajagi lunas berganda (catamaran) untuk menaikkan kecepatan dikombinasikan dengan pemekaran palkah untuk muatan. Ini adalah tanggung jawab Pemerintah terutama dalam bidang penelitian. Hasil dari penelitian ini nanti ditawarkankan kepada para peminat usaha pelayaran rakyat dalam membangun kapal-kapalnya tanpa tambahan ongkos. Tentunya pengadaan alat-alatnya wajar menjadi tanggungan si pengusaha.

Kapal Kayu bermotor.


Kapal Kayu Bermotor dalam pelayaran antar pulau harus dirintis oleh Pemda. Mengingat ongkos yang tinggi dalam pembangunannya dan juga dalam pengoperasiannya. Kapal ukuran kecil milik Pemda ini khusus dalam pengangkutan penumpang, pos dan keuangan serta keperluan Pemda lainnya.
Dijajagi kapal-kapal ukuran kecil bermotor listrik. Tenaga Surya dipakai untuk pengisian batre. Batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Diperlukan kapal dengan kecepatan minimum 15 knots dan dapat berupa Puskemas Terapung, Kantor Pos Terapung dan Bank Terapung.
Penelitian mengenai cara-cara pengapalan baru untuk muatan yang diangkut oleh Kapal Kayu Bermesin, Kapal Layar Pinisi apakah itu unitised (umpamanya karung-karung beras diikat menjadi satu disesuaikan dengan ukuran atau beratnya). Atau menciptakan peti kemas standard pelayaran nusantara, yang dapat diangkut oleh Kapal Ferry feeders, Kapal Layar Pinisi dan Kapal Kayu Bermesin dan tentunya dapat dimuat diatas truk.
Dalam jalur pelayaran tertentu di Maluku, dicoba pemakaian Kapal Ferry jenis Ro-Ro dimana kapal jenis ini di-"kandaskan" ke pesisir. Kendaraan mobil dan truk keluar masuk dari haluan kapal.(seperti kapal LST dari Perang Dunia ke-II).

Pelabuhan, dermaga.


Satu hal lainnya yang menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagai dampak yang nyata dari Deklarasi Djuanda itu ialah membangun dermaga-dermaga di seluruh pulau-pulau di Nusantara yang ada pemukiman penduduknya. Sama saja dengan pembangunan gang, jalan kota dan jalan propinsi di pulau-pulau besar-besar di Nusantara. Dalam hal ini dermaga untuk merapat kapal layar,kapal kayu bermotor sampai kapal besar Pelayaran Nusantara. Alangkah baiknya juga peralatan bongkar muat berupa derek-derek, persediaan air minum dan bbm juga menjadi keperluan yang nyata dalam melancarkan usaha perhubungan antar pulau.
Pembangunan dermaga disetiap pulau di Nusantara dimana ada pemukiman penduduk adalah sangat penting dan erat sekali hubuingannya dengan pertahanan Nasional dan juga dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk setempat.
Disetiap pulau dimana ada pemukiman penduduk harus dibangun dermaga, besar kecilnya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan adanya dermaga disetiap pulau berarti setiap pulau dapat disinggahi kapal-kapal patroli TNI-AL. Malah ditentukan bahwa dalam waktu tertentu akan ada kapal patroli TNI-AL yang akan singgah dan merapat di demaga pulau itu. Ini adalah suatu usaha Pemerintah yang dapat dianggap sebagai subsidi kepada daerah atau pulau tersebut secara tidak langsung.
Penduduk setempat dapat menyediakan keperluan kapal-kapal patroli TNI-AL itu berupa sayuran-sayuran, tanaman bumbu dapur dan buah-buahan. Ini akan menggelitik penduduk untuk berusaha menanam dan menjual hasil tanamannya. Malah dianjurkan dan diajarkan penduduk setempat untuk menanam pohon jarak pagar. Juga diajarkan bagaimana untuk mengolah biji jarak menjadi minyak jarak. Minyak jarak ini dapat dipakai sebagai campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI-AL.
Dengan demikian kapal-kapal patroli TNI-AL dapat berfungsi sepenuhnya walaupun jauh dari pelabuhan besar. Setiap kapal patroli perlu untuk merapat dan memperbaiki atau pemeliharaan alat-alat kapal dalam waktu-waktu tertentu. Diperlukan membangun bengkel-bengkel, dimana penduduk setempat diberi kesempatan untuk belajar. Para personel TNI-AL dapat membawa keluarga ke pulau-pulau ini. Usaha ekonomi akan berkembang. Para personel TNI-AL dan keluarganya akan membelanjakan gaji -gaji yang diterimanya. Perekonomian di pulau itu akan maju demikian pula perekonomian antar pulau yang mana akan menaikkan perekonomian propinsi.
Cetak biru Pelayaran Nasional perlu dikaji lebih lanjut serta mendetail, Pelayaran Nasional dengan Armada kapal baru yang cepat dan cocok dengan keadaan alamnya,merupakan tulang punggung dalam mensukseskan MP3EI.

MangSi 042212
kapal pinisi

Pembuangan Air Limbah, Belajar dari New York City, Manhattan dan Singapura

    • Pembuangan Air
Sewaktu hujan deras, saluran pembuangan air hujan terkadang tidak dapat menampung curah air hujan, ini akibatnya, air keluar dari lubang pembuangan air hujan di jalanan. Namun dengan membuka 460 pintu air dan membuang air dalam saluran pembuangan limbah langsung ke sungai dan laut, banjir yang besar dapat diatasi

Di NYC kota dengan penduduk 8 juta, ada dua cara dalam pembuangan air limbahnya. Yang satu adalah pembuangan air hujan. Saluran pembuangan air hujan, di beberapa daerah di NYC, airnya langsung dibuang ke Sungai Hudson atau Sungai "East River" dan ke laut. Di beberapa tempat lainnya, pembuangan air hujan disalurkan bersamaan dengan air limbah rumah dan air limbah industri dalam satu saluran. Kemudian disalurkan ke tempat-tempat pengolahan air limbah, sebelum dibuang ke sungai dan laut. Ada 93 tempat-tempat pompa air, memompa air dari saluran-saluran pembuangan air limbah ke tempat pengolahan. Ada 139.000 tempat got-got penampungan air hujan sepanjang jalan-jalan didalam kota. Di got-got ini, air yang mengalir dari jalanan ditampung dalam wadah terbuat dari besi beton. Air yang masuk dalam penampungan ini termasuk segala sampah-sampah dan kotoran lainnya, masuk kedalam wadah yang besarnya kira-kira 2 x 2 x 5 meter dan dialirkan selanjutnya ke saluran pembuangan air hujan melalui bibir wadah ini. Lumpur serta sampah yang berat-berat mengendap didasar wadah ini. Lumpur serta sampah yang mengendap ini dalam waktu tertentu dikeruk dan diangkut dengan truk untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Seharinya dalam keadaan normal, kira-kira 1.4 milyar gallon ( 1 gallon k.l. 4 liter) air limbah rumah dan insustri, setelah diolah, dibuang ke sungai-sungai dan laut. Ada 494 pintu air sepanjang saluran pembuangan air limbah ini, yang mana dapat dibuka dalam keadaan darurat untuk membuang air limbah bila hujan lebat dalam usaha mencegah banjir.
Air hujan yang langsung dibuang ke sungai atau ke laut, di beberapa tempat seperti di daerah perumahan, dimana rumah-rumahnya tidak bertingkat. Didaerah ini setiap rumah mempunyai halaman yang cukup luas dimana air hujan diserap oleh tanah-tanah sekitarnya. Kelebihan air disalurkan ke tempat pembuangan air hujan, usaha untuk menhindari banjir dengan got-got yang bertutup baja yang penuh dengan lubang-lubang untuk air hujan masuk ke saluran pembuangan. Tutup baja itu juga merupakan saringan sampah-sampah lainnya yang cukup besar.
Ditempat-tempat dimana rumah-rumahnya bertingkat dua atau lebih, pembuangan air hujan ini disatukan dengan pembuangan air limbah rumah. Kemudian disalurkan ke tempat "Pengolahan Air Limbah". Ada 14 tempat Pengolahan Air Limbah di NYC. Pembangunan Pengolahan Air Limbah dimulai kira-kira 20 tahun yang lalu. Ongkos yang dikeluarkan oleh Kotapraja dalam pembangunan Pengolahan Air Limbah ini berjumlah 2.5 Milyar USD. Tempat-tempat Pengolahan Air Limbah ini berada ditepi Sungai-sungai dan dipesisir laut.
Pesisir laut di NYC dimana di beberpa tempat berupa rawa-rawa. Rawa-rawa ini dilindungi oleh undang-undang yang menyatakan daerah rawa ini tidak boleh dibangun bangunan apapun. Jadi dibiarkan begitu saja. Harap dicatat bahwa daerah rawa-rawa ini merupakan tempat yang terendah di NYC dan merupakan "muara" sungai didalam tanah. Dengan dibiarkan begitu saja, air sungai-sungai didalam tanah tetap mengalir. Airnya naik di rawa-rawa ini dan menguap karena disinari matahari. Dengan mengalirnya sungai-sungai didalam tanah ini, merupakan tempat penyaluran air hujan yang meresap kedalam tanah. Dengan demikian mengurangi kemungkinan untuk banjir.
Jika turun hujan yang deras, 460 pintu air dibuka bila air melewati kapasitasnya daya tampung di saluran pembuangan air hujan dan air limbah rumah dan industri. Air limbah langsung dibuang ke sunga-sungai dan laut tanpa dibersihkan di tempat-tempat pengolahan. Ini dilaksanakan untuk mencegah air masuk ke terowongan kereta api didalam tanah. Pada tahun 1903 terjadi terjadi kebanjiran dan air masuk di terowongan kereta api didalam tanah. Selama 3 bulan seluruh jaringan kereta api didalam tanah dihentikan operasinya. Cara baru dengan membuka pintu-pintu air bila hujan deras berhasil mencegah air masuk ke jaringan kereta api dibawah tanah. Namun konsekwensinya, sungai-sungai dan laut tercemar untuk beberapa hari. Penduduk diberi tahu untuk menghindari tepi sungai dan laut selama beberapa hari sampai pencemaran dapat diatasi.
Kira-kira 20 tahun yang lalu, tidak terdapat ikan-ikan di Sungai Hudson maupun di Sungai "East River", disebabkan oleh air limbah yang dibuang ke sungai-sungai ini tidak dibersihkan. Dengan biaya 2.5 Milyard USD, dimulai 20 tahun yang lalu, usaha membersihkan air limbah kota NYC menunjukkan keberhasilannya. Ikan-ikan kembali berdatangan di Sungai-sungai itu. Penduduk setempat sekarang banyak ber-rekreasi dipinggiran sungai-sungai itu, dimana Kotapraja membangun Taman-taman, banyak penduduk duduk santai sambil memegang pancingan. Ikan yang ditangkap sudah dianggap cukup bersih untuk dimakan. Lain halnya 20 tahun yang lalu, dimana Kotapraja mengumumkan bahwa ikan-ikan yang ditangkap dari sungai-sungai sekitar NYC tidak boleh dimakan karena kemungkinan akan keracunan. Ikan-ikan itu mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan badan manusia kalau dimakan.
Juga "membersihkan" air limbah ini ternayata dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi Kotapraja. Setelah diolah, lumpur-lumpurnya dikeringkan menjadi pupuk untuk tanaman. Pupuk hasil pengolahan air limbah NYC, sebagian diangkut dengan truk dan tongkang-tongkang ke Florida untuk dipakai di perkebunan jeruk sitrus. Dan sebagian dari pupuk itu, di angkut dengan truk juga dengan tongkang-tongkang melalui Sungai Hudson jauh ke utara, Di utara NYC banyak perkebunan buah Apel dan memanfaatkan pupuk yang diolah dari air limbah ini. Disamping pupuk, juga bahan-bahan lainnya yang didaur ulang seperti plastik dan metal.
Air limbah hujan yang disatukan dengan air limbah rumah-rumah dan air limbah industri, memang dirancang demikian. Dengan mencampurkan air hujan bersama limbah rumah dan industri, membuat air limbah dari rumah dan industri menjadi encer. dengan demikian memudahkan dalam mengalirnya didalam saluran pembuangan, juga mengurangi kemungkinan air limbah itu untuk mengendap didasar saluran pembuangan.
Air limbah yang encer ini memudahkan dalam usaha-usaha pengolahannya. Terutama cairan-cairan bahan kimia dengan usaha ini boleh dikatakan cairan kimia itu begitu encernya sehingga tidak membahayakan lagi. Usaha-usaha mengencerkan larutan kimia ini dilanjutkan di tempat-tempat pengolahan.
Air yang dibuang ke sungai-sungai dan laut dapat dikatakan airnya bersih dari kontaminasi bahan kimia. Hanya ada satu tempat didunia dimana pembuangan air limbah yang telah dibersihkan itu dikelola lebih lanjut dan dijadikan air minum, yaitu di Singapore.
Saluran-saluran pembuangan air limbah hujan dan pembuangan air limbah rumah dan industri, dibangun dibawah tanah dimana diatasnya adalah jalanan untuk kendaraan-kendaraan. Pembangunan saluran pembuangan air limbah ini dibagian kota tertentu ada yang sudah berumur lebih dari 125 tahun. Besarnya saluran pembuangan air limbah ini, cukup besar. Seorang dewasa dapat berjalan dengan badan tegak, dan masih ada ruangan cukup diatasnya untuk menggantungkan pipa-pipa. Di Manhattan, atap saluran pembuangan air limbah ini penuh dengn pipa-pipa baja dan plastik. Didalam pipa-pipa itu disalurkan uap panas dari pembuangan PLTU. Kemudian uap panas ini disalurkan ke gedung-gedung untuk memanaskan gedung di musim dingin. Pipa-pipa lainnya dipakai untuk kabel-kabel listrik untuk tiang-tiang penerangan jalan, kabel telepon dan kabel saluran listrik ke gedung-gedung. Diluar Manhattan, masih dipakai tiang-tiang kayu untuk kabel aliran listrik, telepon dan internet.
Di Jakarta, sebetulnya "Saluran Pembuangan Air Limbah" sudah tersedia secara alami. Ciliwung dan kali-kali lainnya serta banjir kanal. Kemungkinan untuk membangun "Pengolahan Air Limbah" terapung dapat saja dibangun di Banjir Kanal, umpamanya. Sekaligus sebagai penyulingan air pembuangan pengolahan menjadi air minum. Kalau Singapore dapat menjadikan kenyataan, kenapa tidak di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Dengan akan dibangun Mass Rapid Transit Jakarta , usaha penyaluran air limbah dari rumah-rumah juga usaha pencegahan banjir dapat dilaksanakan sekaligus. Lihat tulisan "Mass Rapid Transit Jakarta ala Mangsi".
Mungkin dapat dimulai umpamanya, Banjir Kanal itu dibagi-bagi dengan membangun "dam-dam". Di Dam-dam ini dikembang-biakkan ikan lele serta di- "tanami" eceng gondok atau tanaman mengapung lainnya, mungkin genjer atau kangkung dalam usaha membersihkan airnya. Dan di muara Kali Ancol dibangun "Tempat pengolahan air limbah". Pengerukan kali-kali ini dan Banjir Kanal dilakukan secara teratur. Lumpur dari hasil pengerukan ini dapat diolah menjadi pupuk. Membangun pabrik pupuk terapung sepanjang Banjir Kanal. Atau lumpur yang dikeruk, dibuang diatas tanggul. Mungkin tanggul dapat dibuatkan teras-teras seperrti sawah di Bali. Teras-teras ini ditanami sayur mayur. Lahannya dikelola oleh RT/RW setempat. Dapat juga teras di tanggul ini dibangun Taman Bunga atau Taman dengan pohon-pohon rendah. Disamping sebagai tempat bermain anak-anak juga suatu usaha dalam menjernihkan udara dari polusi asap dari knalpot mobil dan motor.
Kalau dana sejumlah Rp. 140 Trilyun dapat terkumpul untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda, tentunya dana yang lebih kecil untuk men-danai proyek-proyek seperti diatas pasti dapat terkumpul.
MangSi 042012.
Tags:ramadhan

Peran Negara Kepulauan dalam Menanggulangi “Global Warming”

    • cooling ship
Professor Stephen Salter,engineer di University of Edinburg, UK dan Prof John Latham, atmospheric phycisist di University of Manchester & NCAR, Colorado, USA., telah mengadakan penyelidikan dalam usaha menanggulangi “Global Warming”.
Indonesia sebagai negara nomor empat didunia dalam jumlah penduduk, dapat ikut aktif dalam usaha menanggulangi pemanasan dunia ini. Pemerintah, apabila ikut aktif dalam partisipasi pengurangan kenaikan suhu di planet ini adalah pantas sekali dalam usaha menaikkan kesejahteraan rakyatnya. Mungkin bencana alam akan berkurang, seperti gempa dan angin ribut. Tidak lagi mengalami musim kemarau yang kepanjangan. Mengingat panjangnya pantai-pantai diseluruh Nusantara, usaha untuk mencegah kenaikan suhu air laut besar dampaknya kepada tanaman pesisir seperti tanaman bakau. Tanaman bakau yang sehat sebagai habitat ikan-ikan kecil yang merupakan pemula dalam lingkaran "chain of food" dilautan. Hutan-hutan tropis dapat lebih mendapat air hujan, menyuburkan hutan-hutan dan tentunya binatang-binatang dan serangga penghuni hutan tropis akan berkembang biak dengan baik.
Marilah kita baca lebih lanjut mengenai penyelidikan Prof. Salter dan Prof. Latham dan apa kiranya kontribusi Indonesia dalam usaha pencegahan pemanasan bumi yang berkelanjutan ini.
Prof. Stephen Salter dan Prof. John Latham mendapat kesimpulan bahwa untuk mengurangi suhu udara karena "Green House effect" ini, perlu diusahakan agar sinar matahari yang menyinari bumi untuk dikurangi, dengan demikian dapat menghasilkan usaha dalam mencegah kenaikan suhu udara dikarenakan oleh CO2. Seperti diketahui bahwa CO2 ini dihasilkan dari pembakaran minyak bumi (fossil fuel), dari mesin-mesin kendaraan, nesin kapal laut terutama.
Pengurangan sinar matahari itu ialah dengan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Pemantulan sinar matahari ini dapat dilakukan dengan membuat awan buatan dari jenis "marine startocumuli" dengan ketinggian sekitar 400 feet diatas muka bumi. Pembuatan awan buatan ini ialah dengan menyemprotkan "embun-embun air laut" dengan ukuran seper-sepuluhribu sentimeter ke angkasa. Jumlah yang diperlukan adalah 50 cuft per detik. Kalau saja 1/4 dari permukaan laut didunia ini berawan awan buatan ini, sudah cukup untuk menahan kenaikan suhu udara.
Untuk percobaan ini, Prof Salter itu telah membangun kapal Trimaran dan dipasang dikapal itu dua “menara rotor”. Menara dimana didalamnya dipasang rotor-rotor yang diputarkan dengan listrik. Kapal Trimaran ini, berlayar dengan kecepatan 6 knots dengan putaran rotor-rotornya sekitar 300 RPM. Membuktikan bahwa tenaga penggerak angin bekerja seperti yang diharapkan. Tenaga penggerak angin dengan memakai menara rotor-rotor ini bukan barang baru. Pada tahun 1922 Anton Flettner, seorang ahli pesawat udara Jerman, membangun kapal dilengkapi dengan tiga menara rotor ini dan berlayar dari Eropa ke Amerika. Namun usaha ini tidak diteruskan karena kecepatannya yang terbatas. Kapal-kapal dengan tenaga penggerak mesin uap dan berikutnya dengan mesin diesel mempunyai kecepatan yang menguntungkan perusahaan pelayaran dalam penyeberangan Pelayaran Samudra.
Cara bekerja “menara rotor” ini sebagai pengganti "layar" ialah sebagai berikut: Haluan kapal mengarah ke Timur. Angin bertiup dari Selatan. Didepan menara, angin yang bertiup searah dengan putaran rotor (counter clockwise), mengakibatkan tekanan udara yang rendah. Dibelakang menara, arah angin bertentangan dengan putaran rotor, kecepatan angin diperlambat mengakibatkan tekanan udara yang lebih besar dari pada tekanan udara yang didepan menara. Perbedaan tekanan ini mendorong kapal maju.
Dalam usaha menanggulangi "Global Warming" ini, kedua professor itu memperhitungkan apabila dibangun kapal dengan tiga menara rotor, serta dari tengah-tengah menara itu disemprotkan "embun-embun air laut" ke angkasa. Diperkirakan dengan jumlah 1500 kapal tanpa anak buah ini (dikemudikan dengan radio) berlayar mundar mandir di Samudara-samudra dan lautan-lautan diseluruh dunia. memadai untuk menurunkan temperatur akibat dari “Green House Effects” ini. Kapal-kapal itu dikontrol dengan satelit, bila terjadi hal-hal yany tidak diharapkan ( dengan penyemprotan “embun-embun air laut ” ke angkasa), dapat dengan segera penyemprotan dihentikan dan dalam beberapa hari akan kembali ke keadaan normal.
Tenaga listrik untuk keperluan penyemprotan ini, dihasilkan dari turbine yang dipasang dibawah permukaan laut diburitan. Turbin berputar karena arus laut akibat dari kapal itu bergerak maju.
Apa hubungannya kapal menara rotor ini yang menyemprotkan embun-embun air laut ke angkasa dengan Indonesia ?
Melihat jumlah kapal menara rotor itu yang diperlukan untuk usaha ini (1500 kapal), apakah kiranya kita dapat menawarkan beberapa ratus pulau-pulau terpencil untuk dibangun menara penyemprot embun-embun air laut itu ke angkasa ?
Pulau sepanjang pantai Barat Sumatra, Pulau Sabang di Utara, Pulau Natuna di Laut Cina Selatan, Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, Pulau Karimun Jawa di laut Jawa, terus ketimur, Maluku Utara , Maluku Selatan, Nusa Tenggara, bila dibangun menara-menara ini yang terbentang sejauh 3000 mil, pasti akan besar dampaknya kepada usaha penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa. Akan lebih murah ongkos pembangunannya, dan akan mempunyai dampak positif akan peningkatan kesejahteraan penduduk sekitar menara-menara itu.
Memberikan gagasan akan pemasangan menara penyemprotan untuk dipasang di kapal-kapal berbendera Merah Putih dan Kapal Layar Pinisi. Ongkos-ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan ditanggung oleh Badan internasional. Membuka pintu untuk usaha baru disetiap Pelabuhan diseluruh Nusantara. Usaha pabrik alat-alat penyemprotan itu, usaha pemasangannya dan pemeliharaanya. Untuk pemasangan di Kapal Layar Pinisi, generator listrik yang dipasang dianjurkan memakai generator listrik yang lebih besar. Dengan demikian ada tenaga listrik untuk keperluan di Kapal Layar Pinisi itu. Seperti penerangan lampu-lampu navigasi, Radio dan GPS dengan Satelit, untuk keperluan lemari es bagi ABK atau mungkin untuk tenaga kamar pendingin dalam pengangkutan ikan, daging dan sayuran. Atau sebagai tenaga penggerak kapal sewaktu masuk/keluar pelabuhan dan waktu bersandar di dermaga.
Merancang dan menciptakan tiang layar yang befungsi ganda, sebagai tiang layar juga sebagai cerobong penyemprotan embun air laut ke udara. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, mungkin saja dapat diciptakan tiang layar yang ringan , kuat dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian penyemprotan embun air laut ke udara akan lebih efisien juga sebagai tiang layar yang dapat digantungkan layar yang lebih besar sehingga lebih efisien bila ditiup angin yang mana akan menghasilkan Kapal Layar Pinisi yang cepat.
Jumlah menara-menara penyemprotan embun air laut ke angkasa ini di pulau-pulau diseluruh Nusantara serta di Kapal-kapal Nusantara dan Kapal Layar Pinisi mungkin dapat melebihi 1500 kapal menara yang diperlkirakan oleh kedua Profesor itu yang dianggap cukup untuk menahan kenaikan suhu udara di permukaan Planet Bumi ini.
Global Warming sudah merupakan persoalan dunia. Walaupun asal-usulnya adalah tidak lain dari ulah Negara-negara Industri dengan pemakaian fossil fuel di pabrik-pabrik maupun di kendaraan-kendaraan. Biarlah mereka yang membangun menara-menara itu, kita menyediakan pulaunya. Tentunya diusahakan jangan pulau-pulau yang tak perpenduduk sama sekali. Diusahakan pulau yang berpenduduk, dimana penduduk setempat dapat memetik keuntungan dengan adanya menara-menara itu. Mulai dari pembangunannya, pemeliharaannya serta pengadaan tenaga listriknya apakah tenaga angin atau tenaga listrik dari pasang surut atau arus laut. Dimana dananya semua ini datangnya dari dana Internasional, karena ini adalah demi untuk kepentingan Internasional. Keberadaan menara-menara dipulau-pulau, akan berakibat menaikan taraf kehidupan penduduk setempat. Pembangunan menara-menara itu, tidak merupakan beban besar bagi Pemerinatah R.I. dalam perongkosannya. Cukup menyediakan tanah dan air laut, serta tenaga pekerja.
Kemudian dipulau-pulau tersebut karena didanai oleh dana internasional, kita dapat meminta PBB untuk ikut mengulurkan tangan membantu dalan segi pendidikan, kesehatan, mengundang WHO, Unesco, UNDP dll. Pendidikan melaui TV Satelit, terutama pengetahuan kejuruan. Pertanian, teknik mesin-mesin diesel ( mesin kapal dan mesin generator PLN), perikanan dan pertanian. Mungkin membuka "research facilities" mengenai penyelidikan kelautan tropis pendidikan para ahli pemeliharaan menara-menara penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa.
Kerja sama Internasional dalam usaha menanggulangi pemanasan planet bumi ini, mungkin dapat disodorkan gagasan pembangunan menara di pulau-pulau serta pemasangan alat penyemprotan embun air laut di kapal-kapal berbendera merah putih dan terutama di Kapal Layar Pinisi, sebagai sumbangan Bangsa dan Negara Indonesia.
Disini dapat kita lihat bahwa Negara Kepulauan itu, tidak saja dibidang Pelayaran, Kepelabuhanan dan Perikanan Laut, ternyata jauh lebih luas lagi. Dalam hal ini ikut serta secara aktif dalam menanggulangi persoalan Planet Bumi. Sangat tepat bahwa Deklarasi Djuanda itu yang meyatakan bahwa NKRI adalah negara kepulauan.
MangSi 043012++

Angkutan Penumpang Dalam Kota.
==============================
Sebagai kota besar dan Ibu Kota Propinsi, dengan penduduk  4 juta lebih, dimana boleh dikatakan tak ada perlebaran jalan-jalannya, ditambah dengan bermacam-macam kendaraan yang memakai jalanan umum, adalah wajar sekali untuk memikirkan jalan keluar dalam hal pengangkutan penumpang didalam kota Bandung.
PT Haji Kalla, menyarankan untuk membangun "Mono Rail" sebagai jalan keluar dalam usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimana penumpang dengan jumlah besar dapat diangkut sekali jalan.  Ini apa yang disebut sebagai  "Mass Transit".
Biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini diperkirakan sekitar Rp. 4 Trilyun.
Pembangunan "Mono Rail" itu adalah mahal.  Monorail di Kualalumpur memakan ongkos USD 36 juta per kilometer. Ongkos pembangunan "Mono Rail" di Mumbai, India memakan ongkos USD 27,25 juta per kilometer.
Kota Seattle di Negara Bagian Washington, USA pada bulan November 2005, penduduknya memberikan suaranya untuk   tidak membangun "Mono Rail". Ongkos pembangunan "Mono Rail" di kota Seattle ini diperhitungkan akan memakan biaya USD 100 juta per mile. Setelah diperhitungkan kembali, biayanya turun menjadi USD 87 juta per mile.
Di kota Las Vegas, dinegara bagian Nevada,USA, dibangun "Mono Rail" serta 7 stasiunnya memakan ongkos USD 650 juta. "Mono Rail" di Las Vegas ini hanya sebagai daya penarik turis dengan memberikan angkutan dari satu Casino ke Casino lainnya.
"Mono Rail" di Bandung dengan jarak 30 km itu diperkirakan akan memakan biaya 4 Trilyun, atau kira-kira  USD 20 juta per kilometernya. Jarak ini adalah dari Utara ke Selatan dan mengelilingi kota Bandung. Diberitakan harga karcisnya adalah Rp.7000 sekali jalan.
Pertama-tama harus diingat dan dimengerti bahwa usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimanapun didunia  adalah usaha yang tidak mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan penumpang dalam kota adalah sebagai imbalan balik dari Pemerintah dalam usaha kesejahteraan penduduknya. Dengan arti kata lain subsidi Pemeritah, apakah Pemda, Pemkot dan Pusat sangat diperlukan. Jadi biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung sejumlah Rp. 4 Trilyun harus ditambahkan biaya pengoperasiannya.
Dalam usaha Pemerintah untuk membangun suatu proyek dengan biaya yang sedemikian besarnya, harus dipikirkan akan "keuntungan" lainnya yang dapat dirasakan oleh penduduk setempat.  Dengan demikian biaya yang besar itu mempunyai dampak positip akan kesejahteraan penduduk. Umpamanya, pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini, harus dikaitkan dengan usaha-usaha lainnya.  Apakah itu usaha penanggulangan banjir, atau usaha pembuangan air limbah dari rumah-rumah. Atau usaha-usaha lainnya seperti tersedia  air dengan mudah untuk dipakai Pemadam Kebakaran, penyemprotan jalanan terutama di musim kemarau, dan penyiraman pohon-pohon atau taman bunga sepanjang jalan.
Mengingat biaya yang sangat besar dalam pembangunan "Mono Rail" ini apakah kiranya dapat dipikirkan cara lain yang lebih murah dalam pembangunan awal dan juga murah dalam pengoperasiannya. Kalau kita membaca "Mono Rail" memberikan kesan yang dimaksud adalah Sistim" Malev", dimana induksi magnet memutarkan roda-roda gerbongnya.
Bagaimana kalau apa yang disebut "Mono Rail" ini adalah berupa "Jalan Layang Bis Dua Jalur".
Dengan pemikiran dasar "Jalan Layang Bus Dua Jalur", berarti tidak perlu rel-rel besibaja, roda-rodanya bukan roda besibaja seperti kereta api, karena badannya berupa badan Bis, gerbong-gerbong penumpang itu dibuat dari bahan seperti Bis antar kota. Berati berat badan Bis ini lebih ringan daripada gerbong penumpang kereta api.. Karena badan Bis yang ringan, alat penggeraknya dapat dipakai mesin-mesin diesel atau mesin diesel electric atau motor listrik yang tidak memerlukan tegangan listrik yang tinggi  , sebagai alat penggeraknya.  Tidak memerlukan "sub station" pada jarak-jarak tertentu untuk menurunkan  listrik tegangan tinggi, juga tidak memerlukan peralatan untuk menukar arus AC menjadi arus DC.   Mesin-mesin penggerak ini jauh  lebih murah dari motor induksi sistim "Malev".  Memungkinkan motor listrik sebagai penggerak Bis ini dapat diproduksi di dalam negeri.
Bila dipakai Bis-Bis sebagai "gerbong" penumpang yang ringan, dua atau tiga badan Bis bergandengan, mungkin dapat mengirit dalam  pembangunan "Jalan Layang"-nya. Menghemat dalam pemakaian semen dan besi beton.
Ditengah-tengah jalur, dibangun "rel" dari besi beton, kegunaan rel ini hanya sebagai "pengarah" agar Bis berjalan dijalurnya. Roda dengan ban ( seperti ban Forklift) dipasang horisontal dikedua sisi "rel" ini. Ban-ban lainnya berjalan di permukaan jalur ini sebagai penyanggah badan Bis dan sebagai penggerak Bis.
Mengingat berat badan Bis yang ringan, dan dioperasikan diatas tanah, memungkinkan akan pemakaian "Diesel Electric" dengan mesin diesel ukuran kecil. Atau mesin penggerak "Hybrid", juga memungkinkan memakai motor listrik dimana listrriknya diambil dari seperangkat batre. Atap Bis dipasang "Solar Panel" untuk mengisi batre, listrik dari batre memutarkan motor listrik sebagai alat penggeraknya. Bila sistim "Solar Panel" dipakai, mengingat jalanan yang menurun dan mendaki, ada keuntungan lain. Keuntungannya tenaga penggerak Bis ini dapat dirubah dari motor listrik menjadi generator listrik hanya dengan memijit tombol. Jalanan mendaki mesin penggeraknya sebagai "motor listrik", sewaktu berjalan menurun, motor listrik ini berubah menjadi generator listrik mengisi batre dan juga sebagai "rem".
Dengan pemikiran dasar bahwa proyek dengan biaya yang besar ini harus mempunyai keuntungan sampingan dimana keuntungan sampingan ini akan membuka pintu menuju ke sejahteraan penduduk.
Umpanya,
1.menanggulangi banjir 
2.menanggulangi penyaluran air limbah rumah,
3.usaha "Sewage Treatment Plant"
4.membangun sarana rekreasi penduduk 
5.mungkin juga keuntungan sampingan ini dapat diusahakan sebagai salah satu pemasukan kas Pemkot.
6.melestarikan lingkungan
7.membuka usaha sebagai penghasilan tambahan bagi penduduk setempat.

Rute Utara - Selatan
==================
Bagaimana kalau "Jalur Layang Bis Dua Arah" ini dibangun sepanjang Cikapundung, mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang atau lebih jauh lagi sampai batas Kota. Di tempat-tempat tertentu, jalan arus Cikapundung disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dinding-dinding beton di kedua sisinya.
1.Dinding besi beton dibangun dikedua sisi Cikapundung. Dinding beton ini sebagai landasan "Jalur Layang Bis Dua Arah".
2.Dalam jarak tertentu dibangun "Pintu-pintu Air" untuk mengatur arus Cikapundung di musim hujan. Jarak dari pintu air yang satu dan lainnya berupa "kolam" dipakai dalam menampung air hujan dan juga menampung air limbah rumah.
3.Dalam kolam ini ditanami "eceng gondok" dalam usaha awal membersihkan air Cikapundung. Di kolam -kolam ini dipelihara  ikan mas dan lele.
4.Adanya "pintu air" ini dapat dimanfaatkan usaha Hydro-mini. Dalam jarak tertentu dibangun Taman Rekreasi, listrik dari Hydro-mini sebagai sumber listrik untuk penerangannya. Dengan adanya Ikan Mas dan  Lele, dapat merupakan Taman Rekreasi untuk memancing ikan bagi penduduk setempat, terutama anak-anak. Pemkot dapat saja mengkontrakan usaha rekreasi ini kepada pihak swasta.
5.Dasar Cikapundung dalam waktu-waktu tertentu dikeruk. Usaha dalam pencegahan bajir dan lumpur yang dikumpulkan dikeringkan dan dibuat "pellets" untuk dijual sebagai pupuk organik.
6.Dengan dibangun dinding di kedua sisi Cikapundung, mengurangi pembuangan sampah penduduk yang bermukim sepanjang Cikapundung. Membuka jalan dalam usaha pembersihan Cikapundung dari polusi sampah.
7. membuka halan bagi penduduk yang bermukim dekat stasiun-stasiun untuk membuka penitipan motor atau mobil. Merupakan penghasilan tambahan.
Dengan membangun tembok beton dikedua sisi Cikapundung, kemungkinan besar harus menggusur rumah penduduk. Merobohkanrumah lama dan membangun rumah baru. Pembangunan rumah baru disesuaikan dengan kebutuhan,mungkin sudah waktunya membangun rumah dengan dua atau tiga tingkat. Membangun gang-gang dengan sistim sedemikian rupa untuk menggampangkan kendaraan terutama ambulance atau Kendaraan Pemadam Kebakaran keluar masuk.  
Keuntungan "sampingan " mudah-mudahan dapat ditrapkan di berbagai Kota Besar di seluruh Nusantara, dimana kondisi kota-kota itu hampir sama dengan Kota Bandung dengan Cikapundung-nya.
Dengan membangun "Jalur Layang Bis Dua Arah" sepanjang Cikapundung, kemungkinan bahwa ketinggian jalur ini dapat diatur sedemikian rupa dengan suatu sudut tertentu sehingga perjalana dalam jalur ini dari Utara ke Selatan merupakan jalanan yang menurun. Dengan demikian perjalanan Bis dalam jaluir Utara-Selatan sebanyak mungkin memakai tarikan bumi (gravity).  Jalanan yang boleh dikatakan rata memberi keuntungan dalam pengoperasian Bis di jalur layang ini. Tidak perlu mesin penggerak yang besar, murah dalam pengoperasian sehari-hari. Mengirit dalam biaya pembangunan  awal dengan seminim mungkin untuk "menggusur" rumah penduduk.

Rute Timur - Barat.
=================
"Jalur Bis Dua Jalur Dalam Tanah" dibangun dibawah Jalan Asia-Afrika, Kiaracondong ke Andir. Pengangkutan selanjutnya ke arah Timur, jalanan Kereta Api yang ada dimanfaatkan sampai ke Cicalengka. Arah Barat ke Cimahi dengan Bis Listrik.
Dibangun stasiun dibawah tanah dimana jalur Utara-Selatan dan jalur Timur-Barat berpotongan. Pindah dari Bis Utara-Selatan ke Bis Timur-Barat tidak dikenakan biaya tambahan.
Terowongan dalam tanah ini dibangun sedemikian rupa, dua terowongan yang ditumpuk dua. Terowongn bagian atas dipakai untuk "Jalur Bis Dua Arah", terowongan dibawahnya dibagi dua.  Yang satu sebagai penadah air hujan, dan yang lainnya sebagai penadah air limbah dari rumah. Sebahagian besar dari terowongan ini dipakai sebagai Penadah air hujan sebagai "reservoir" airnya dipakai untuk keperluan Pemadam Kebakaran dan penyemprotan jalanan dimusim kemarau serta menyirami pohon-pohon dan tanaman lain dipinggir jalan.
Bila air hujan melebihi daya tampung, air hujan dibuang ke Cikapundung. Air limbah rumah langsung dibuang ke Cikapundung. Dengan kemajuan teknologi, dapat saja terowongan penampungan air hujan dan air limbah rumah dibuat dari re-enforced plastik, ferro cement atau bahan plastik lainnya. Dikemudian hari, air hujan yang ditampung dapat diolah untuk air minum.
Kembali ke "pemikiran dasar" bahwa proyek dengan biaya besar harus ada dampaknya yang positip kepada penduduk. Selokan-selokan terbuka akan lenyap, mengingat ada jalan keluarnya dengan menyalurkan air selokan-selokan ini ke terowongan penampungan didalam tanah melalui sistim riool.
Mengingat terowongan ini untuk dipakai sebagai jalur Bis, dikarenakan berat Bis yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan kereta api, pengiritan dalam pembangunan awal dapat dicapai dengan menghemat semen dan besi beton. Dengan sendirinya waktu yang diperlukan dalam membangun terwongan ini dapat dipersingkat.
Rute-rute lainnya menuju ke/dari stasiun-stasiun Jalur Utara-Selatan dan Jalur Timur-Barat dipakai Bis Mini dengan motor listrik.

Landasan berpikir dalam usaha Pengangkutan Penumpang dalam kota adalah sbb:
Pengangkutan Penumpang Dalam Kota, bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut (Mass Transit), tetapi pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya tiba dan berangkat dari satu stasiun tepat dengan jadwalnya dan frekuensi kedatangan disetiap stasiun itu lebih sering.
Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan dan keberangkatan alat pengangkutan lebih sering, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar.
Dengan arti kata lain, alat pengangkutan penumpang itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali jalan. Jalan lain untuk mengurangi kepadatan penumpang didalam gerbong, jam-jam buka kantor diatur sedemikian rupa sebahagian buka lebih cepat dan sebahagian lainnya buka kantornya lebih lambat.

Kita jangan mencoba untuk memperbandingkan Pengangkutan Penumpang Dalam Kota dengan di Kota-kota lain didunia untuk ditrapkan di dalam negeri. Pertama daya beli rakyat kita jauh dibawah daya beli masyarakt di kota lain didnia. Berarti harga karcis harus murah.
Di New York City, USA, dimana jaringan pengangkutan penumpangnya dalam kota adalah yang terbaik didunia, dilihat dari segi luas daya jangkaunya. Dengan mengoperasikan kombinasi Kereta Api Dalam Tanah, Kereta Api jalan layang dan Bis-bis kotanya, pemasukkan dari harga karcis hanya mencapai 47 % dari ongkos-ongkos pengoperasiannya. Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Paris, London dan Mexico City.
Harga karcis di NYC adalah $ 2.50, minimum upah kerja adalah $8.25 perjamnya. Satu hari bekerja selama 8 jam setelah dipotong pajak penghasilan menghasilkan $ 48. Ongkos angkutan ke dan dari tempat bekerja adalah $ 5.00 per hari.
Kotapraja rugi dalam pengoperasian pengangkutan penumpang dalam kota, namun memberikan kelonggaran untuk warganya mencari nafkah dengan memberikan harga karcis yang murah, sehingga jarak dari rumah ketempat bekerja tidak menjadi persoalan.
Tetapi dengan lebih banyak warganya bekerja berarti lebih banyak pemasukkan Kotapraja dari pajak penghasilan, pajak penjualan.
Kebiasaan dan kebutuhan penduduk setempat berbeda-beda. Sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam berdagang keliling, umpamanya, Bis-Bis  pengangkutan penumpang dalam kota dapat saja dipasangkan gandengan gerbong terbuka atau gerbong-gerbongnya dimana kursi-kursinya dapat dilipat, dalam waktu-waktu tertentu. Gerbong ini diperuntukkan bagi para pedagang keliling membawa barang dagangannya beserta perlengkapan alat-alat jualannya. Mungkin ini adalah salah satu usaha mengurangi kepadatan kendaran speda motor di jalanan.
Melihat akan adanya "perlakuan istimewa" ini akan merangsang para warga lainnya untuk ikut berusaha dengan berjualan keliling. Kembali ke pemikiran "proyek dengan biaya besar" harus ada dampak positip kepada penduduk setempat.
Semua Bis-bis apakah yang menjalani trayek diatas tanah, dibawah tanah dan dijalan diusahakan dari jenis yang sama. Terutama mesin-mesin penggeraknya serta suku cadangnya. Ini adalah perlu dalam usaha menekan ongkos pengoperasiannya sehari-hari dan menekan seminim mungkin jumlah Bis-bis yang tidak jalan karena perlu perbaikan.
Tenaga penggerak Bis-bis dalam tanah, perangkat batre yang listriknya diisi denganTenaga Surya. Perangkat batre ini disimpan distasiun-stasiun, atap stasiun dilengkapi dengan Solar Panel. Bis-bis dalam tanah mengambil arus listriknya dari kawat-kawat yang dipasang diatas di langit-langit terowongan. Setiap stasiun panjang kawat untuk menyalurkan aliran listrik yang diambil dari perangkat batre itu hanya mencapai jarak tertentu dari kedua arah. Jadi penyaluran aliran listrik ini secara bertahap bergantian dari satu stasiun kestasiun lainnya. Dengan demikian tidak memerlukan perangkat batre yang besar. Usaha dalam menekan biaya operasionil. Dengan menempatkan perangkat batre disetiap stasiun, meringkan badan Bis-Bis itu disamping menggampangkan dalam pemeliharaan sehari-hari. Karena badan Bis yang ringan tidak memerlukan motor listrik yang besar.

===MangSi nyc 03/12/13===



Sunday, February 10, 2008

Khayalan


Tuesday, November 20, 2007

OIL for Education.


Pada pertemuan OPEC bulan Nov 2007 di Ryiad, Wapres Jususf Kalla megusulkan menyisishkan 50 sen USD dari penjualan satu barrel minyak untuk Pendidikan dan Pemeliharaan Hutan. Usul ini disambut baik oleh Presiden Iran. Memang ini merupakan suatu hal yang bertujuan yang mulia.

Kalau pengumpulan Dana tersebut sudah disepakati oleh anggota OPEC, bagaimana cara pelaksanaannya yang praktis, feasable dan terlihat atau terasa dampaknya dalam waktu yang tidak lama.

1. Dengan tersedianya teknologi komunkasi yang canggih, soal ini dapat dilaksankan dengan segera dan akan terlihat dampaknya dalam waktu singkat.
Pertama sarana yang dapat dipakai di Indonesia sudah tersedia. Umpamanya, Satelit, Software utk computer yang sedang diolah oleh Menristek dan ITB. Hardwarenya dapat diproduksi didalam negeri. Terutama di Bandung, sudah banyak "computer Jangkrik" yang diprodusir lokal untuk dijual dalam jumlah kecil-kecilan. Computer dengan Hard Drive yang tidak begitu besar dengan CPU yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Computer seperti ini sudah cukup memadai untuk dipakai sebagai alat untuk dipakai di kelas-kelas sekolah SD, SMP maupun SMU, untuk keperluan pendidikan. Suku cadang dapat diimpor dari Cina dengan murah.

2. Belajar atau Pendidikan dengan Internet ini akan lebih murah ketimbang dengan cara Pendidikan yang biasa dimana diperlukan Gedung sekolah, Guru-guru disetiap kelas, pemeliharaan gedung sekolah. Jam belajar di kelas dapat dipersingkat, dengan demikian murid-murid masih ada waktu untuk menolong orang tuanya dirumah maupun disawah atau di ladang. Ruangan belajar yang dilengkapi dengan computer dapat dipakai bergilir secara teratur. Ruangan belajar dapat disatukan engan Ruangan Perpustakaan. Diluar jam-jam belajar, Ruangan kelas dan Perpustakaan dapat dipakai oleh penduduk setempat. Mungkin dengan acara "Pendidikan utk orang dewasa atau manula". Pendidikan untuk orang dewasa ini berupa pelajaran praktis yang ditayangkan di monitor mengenai pertukangan kayu, pelajaran praktis mengenai listrik, montir motor, masak-memasak, menjahit, mombordir, melukis, puisi dan lain-lainnya. Untuk mengirit ongkos, dalam menayangkan pelajaran-pelajaran ini, tidak langsung dari Satelit, tetapi sudah dibuat CD atau DVD, yang mana CD dan DVD ini merupakan koleksi Perpustakaan.

3. Di Desa-Desa yang terpencil, Perpustakaan/Ruang belajar ini tenaga listriknya dapat diambil dari Tenaga Surya atau Diesel dengan bahan bakarnya dari minyak jarak. Pengelola Perpustakaan/Ruang belajar ini membeli minyak biji jarak dari penduduk setempat.
Dianjurkan semua penduduk untuk menanam pohon pagar jarak. Bijinya diolah sendiri atau berupa koperasi dan minyaknya dijual sebagai bahan bakar diesel penggerak tenaga listrik. Juga dijual kepada penduduk dengan harga murah untuk keperluan penerangan dirumah-rumah.

4. Computer di Perpustakaan ini dapat dipakai untuk menghubungi Dinas-Dinas Pertanian, Agama, Puskemas, Usaha ikan air tawar, Perindustrian Kecil (Home industry), Polri melalui satelit. Apakah langsung ke Ibukota Propinsi atau langsung ke Kementrian yang bersangkutan. Untuk meminta petunjuk, saran-saran atau informasi lainnya yang terkini. Juga tentunya dalam suasana darurat, banjir, angin ribut, longsor dllnya, keadaan setempat dapat dilaporkan dengan segera. Dengan demikian pertolongan dapat dikrimkan dalam waktu singkat. Disini diperlukan pesawat terbang semacam Hercules, dan ini merupakan tugas utama Kopassus.
Atau dibentuk Kopassus utk usaha kemanusiaan yang terdiri dari Dokter-Dokter muda, Insinyur Pertanian, Perawat-perawat, Apotheker, insinyur Sipil, tenaga ahli teknik, chef (Koki, tukang masak).
Tenaganya dipilih dari lulusan akademi atau P.T. yang baru lulus, dengan kata lain di-"wamilkan". paling sedikit dua tahun. Disamping keahliannya masing-masing, juga dilatih sebagai seorang Kopassus tulen !

Persiapan-persiapan seperti tersebut diatas perlu dipikirkan dan dimulai dari sekarang, sambil menunggu mengucurnya dana Oil for Education.
Kalau ada yang mempunyai akses ke Wapres, silahkan dikopi dan dikrimkan kepada beliau.

singgihnatanyc 10/07
posting berikutnya "Oil for Forestry"

Posted by MangSi at 9:27 AM 0 comments

Mrngkhayal, mimpi adalah latihan untuk otak agar berjalan semestinya, dengan begitu imajinasi menjadi berkembang.

Posted by MangSi at 9:25 AM 0 comments

Sunday, October 28, 2007

Mass Transit System di Jakarta.
Monorail rupanya menjadi pilihan utk menjadi Mass Transit System di Jakarta. Malah sudah terlihat pelar-pilar besi beton yang belum rampung. Bayangkan sepanjang 14.6 kilometer akan berjejer pilar-pilar besibeton puluhan atau ratusan. Tentu tidak akan membuat enak dilihat mata, apalagi kalau pilar-pilar penuh dengan graffiti. Kalau semua pilar-pilar ini dicat hijau, itu lain lagi. Mungkin ini yang dimasud Pemda Ibu Kota dengan "penghijaun kota". Apalagi setiap pilar itu dikelilingi dengan pot kembang tergantung. Jadi kemungkinan besar untuk meng-camouflage pilar-pilar ini, merupakan ongkos dluar ongkos monorail yang sejumlah USD 650 Juta itu. Karena "monorail" yang dijalankan berdasarkan System Malev ( magnit) akan mahal.

Kota Seatlle, yang mempromosikan "Monorail" ternyata pada Nov.2005 penduduknya memberikan suaranya yang mengagalkan rencana ini. Diperkirakan akan memakan ongkos USD 100 juta per satu mile. Kemudian diperhitungkan kembali menurun menjadi USD 87 Juta per mile.

Di Las Vegas, yang panjangnya 6.3 kilometer dan dibangun 7 stasion memakan ongkos USD 650 Juta. Setelah pembukaan, kemudian tidak jalan selama 6 bulan karena ada kesulitan-kesulitan pengoperasiannya.( ada alat-alatnya berjatuhan.....percaya tidak, padahal ini di Negara Kecap nomor satu).. Dan juga Monorail di Las Vegas ini, bukannya Mass Transit System tulen. Ini hanya sebagai usaha marketing saja. Mengangkut turis-turis dari satu Casino ke Casino lainnya.

Diberitakan ongkos pembangunan Monorail di Jakarta akan memakan ongkos USD 43 Juta per kilometer. Kalau di permilenya hampir mendekati ongkos di Seattle.
Dengan ongkos sebesar itu, pembangunan Monorail hanya hanya dipakai untuk keperluan Monorail saja. Tidak ada kegunaannya lainnya. Kecuali kalau umpamanya, dibawah bangunan monorail ini dibangunkan Rumah Murah Sekali, bergelantungan sepanjang 14.6 kilometer. Apa ini dapat dikatakan sebagai usaha menanggulangi banjir di Ibu Kota ?
Kalau dikatakan monorail ini sangat besar ongkos membangunnya, setelah jadi, pilar-pilar itu merusak pemandangan, malah kemungkinan akan menjadi sasaran anak-anak tanggung digambari graffiti. Kemudian kalau diputuskan tidak akan dibangun, tapi Ibu Kota memerlukan sekali System Mass Transit.

Ada Bus Way, yah dapat saja Bus Way dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengangkut penumpang lebih banyak. Jumlah Bus-busnya ditambah. Sehingga kedatangan/keberangkatan dari station Bus bisa lebih sering . Atau dua Bus disambung menjadi satu, ditempat sambungan dipasang penutup badan bus dari karet sehingga dapat bergerak seperti cacing kepanasan. Atau dipasang rel ketiga ditengah-tengah jalanan Bus Way, agar Bus cacing kepanasan ini tidak keluar dari jalurnya. Juga rel ketiga ini dapat digunakan untuk menaikkan kecepatan Bus lebih tinggi lagi namun keselamatan terjaga. Keuntungan lain, Bus Cacing Kepanasan ini hanya dipasang dengan satu mesin penggerak. Irit menghemat bahan bakar Apalagi mesinnya yang sekarang memakai bahan bakar Gas, diganti dengan Diesel Electric memakai bahan bakar Bio -Diesl. Irit, murah ( bagi negara menurunkan subsisi BBM), ramah lingkungan. Apakah akan mengurangi polusi, masih merupakan tanda tanya. Kalau satu Bus dengan Diesel Electric beroperasi di jalanan, dengan DP yang murah utk speda-motor, mungkin puluhan speda motor bertambah di jalanan, yah sami mawon..

Jadi Ibu Kota harus mempunyai Mass Transit System yang murah, cepat dan memuat banyak penumpang. Kalau sudah ada pilihan yang dijadikan MTS di Ibu Kota, harus dipikirkan di stasiun=stasiun harus ada tempat utk penitipan speda motor. Menitipkannya speda motor di Stasiun ini harus bayar. Besarnya ongkos penitipan paling tidak, sama atau lebih mahal daripada ongkos angkot,bajay, ojek atau bus khusus dari permukiman langsung ke stasiun ini. Singga kalau dihitung-hitung akan lebih murah kalau speda motornya disimpan dirumah. Berarti mengurangi padatnya lalu lintas dan akan mengurangi polusi udara. Tapi melihat ongkos yang besar dalam pembangunan Monorail, pilihan ini akan memberatkan Negara,Pemda dan penumpang (karcis mahal). Sekarang saja sudah ada suara-suara utk menaikkan ongkos Bus Way.

New York City yang terkenal dengan MST-nya dalam tanah dan Bus, penghasilan dari karcis yang dapat menutupi obgkos pengoperasian hanya mencapai 65 % saja. Dan angka ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Metro di Paris, Metro di Mexico City dan MTS di kota-kota lainnya. Nah kalau di kita, MTS ini dianggap rugi, penjualan karcis tidak memadai ongkos pengoperasiannya,... yah itu adalah wajar= wajar saja, memang begitulah keadaannya kalau berusaha dalam Tarnsportasi Penduduk Kota. Dimanapun dikota-kota besar didunia, Pemerintah mengulurkan tangan dalam ongkos pengoperasianya, berupa subsidi.
Karena Pemerintah turut campur dalam pembiayaan pengeoperasian MSR, jadi Pemerintah harus memberikan petunjuk bahwa pebangunan MST, harus ada dampaknya yang positip kepada lengkungan alam ataupun menaikkan tingkat kehidupan penduduk kota itu.

Ada Mass Trasit System yang pernah di kemukakan sebagai satu jalan MST di Jakarta ialah MST Dalam Tanah. Namun dengan argumentasi bahwa Jakarta ini rawan banjir, MSTDT (Mass Transit System Dalam Tanah) tidak mungkin untuk ditrapkan. Ada betulnya juga argumentasi itu.
Namun kalau ada pemikiran, membangun MSTDL kemudian sekali gus menanggulangi banjir, apakah Pemerintah Daerah/Pusat/Kota akan membangunnnya ? Tentunya ongkos tidak akan murah. Baiklah kita ambil ongkos monorail sejumlah USD 650 Juta untuk pembangunan MTSDT. Kalau Pemda Banten dan Lampung sanggup mencari Dana sejumlah USD 10 Billions, ongkos MRSDT ini kurang dari sepersepuluh ongkos Pembangunan JSS. Dan bermanfaat untuk rakyat kecil yang tidak mempunyai kendaraan spedah motor apalagi mobil. (Lewat JSS jalan kaki sambil membawa pikulan, atau menggenjot speda penuh dengan barang dagangan ??)
Bagaimana kalau Pemda DKI meminta pertolongan Menristek, Bappenas serta Perguruan Tinggi untuk merancang Mass Transit System dengan pensyaratan sbb:

1. Mass Transit System Dalam Tanah.

2. System ini juga dapat mencegah banjir

3.Tenaga penggerak gerbong: listrik, Diesel-Electric atau Malev (Magnit), diutamakan yang paling murah, irit bahanbakar, serta gampang dalam usaha pemeliharaanya .

MangSi yang tahunya hanya melukis cat air, mengkhayal, bercerita dan bersajak, mempunyai jawabannya sbb:

1. Dimulai dari Kebayoran Blok M ke Monas. Penggalian terowongan dimulai dari Banjir Kanal ke arah Kebayoran dan yang satunya kearah Monas. Dengan begini menggampangkan pembuangan tanah galian. Ditampung didalam tongkang. Tongkang-tongkang dibuat dan di"las" dekat Banjir Kanal. Tanah ini diangkut dan dipakai untuk ditimbun didaerah-daerah yang rendah atau meninggikan tanggul=tanggul di Banjir Kanal.

2. Didalam terowongan dibangun tabung dari besi beton yang dibuat di tempat. Tabung ini dibuat dua tabung ditumpuk dari atas ke bawah. Cement dan besibeton dan pasir diambil dari tongkang-tongkang di Banjir Kanal. Air tersedia berlimpah-limpah.

3. Tabung yang atas dipakai untuk jalanan MTSDT, tabung dibawahnya, yang sama ukurannya atau kebih besar lagi, dibiarkan kosong. Tabung dibawah itu akan dipakai sebagai tempat penyimpanan air hujan. Pengisian Reservoir ini ialah dengan air hujan, melalui sistim riool (sewer system ) sepanjang MSTDT dari Kebayoran ke Monas. Tabung diatasnya dapat dipakai sebagai tabung tambahan reservoir air hujan. Kalau turunnya hujan melebihi dari kebiasaan. Tentunya kegiatan MSTDT dihentikan sampai air surut. Pembuangan air hujan yang ditampung dibuang ke Banjir Kanal sampai mencapai ketinggian tertentu di Main Reservoir.

4. Air hujan yang ditampung di Main Reservoir, diolah menjadi air minum. Kalau Israel dan Saudi Arabia dapat mengolah air minum dari air laut, tentunya pengolahan air hujan akan lebih murah ongkosnya. Pabrik pengolahan air hujan ini dibangun sebagai pabrik terapung di Banjir Kanal.

5. Mengingat Tabung yang diatas selain dipakai untuk MSTDT, juga sewaktu-waktu dipakai sebagai Reservoir tambahan, dengan sendirinya, segala peralatan yang dipakai oleh MTSDT ini harus anti air.Third Rail seperti Subway system di NYC ( yang dipakai utk aliran listrik tegangan tinggi), tak dapat dipakai. Mungkin kabel listrik diatas yang dipasang dilangit-langit tabung, masih ada kemungkinanuntuk dipakai. Jadi seperti Trem di Jakarta tempo doeloe. Tetapi rel besi, lama lama akan berkarat, pemeliharaannya akan menjadi mahal.

6.Mungkin yang praktis dan murah adalah gerbong-gerbong memakai ban karet mati ( seperti forklift), tentu gerbong-gerbong ini dilengkapi dengan "Shock absorber" agar perjalanannya lancar dan rapih.Dengan memakai rel ketiga dibuat dari beton dipasang ditengah-tengah jalur. Roda karet mati dipasang horisontal. Ini perlu agar gerbong-gerbong itu tidak menyinggung dinding tabung. Tenaga penggeraknya, Electric Diesel atau Full Electric ( Batteries). Kalau Diesel Electric sepanjang jalan diatas Tabung ini ditanami Pohon Palm atau Pohon Aren. Diantara pohon-pohon dipasang pohon tiruan yang dipakai sebagai ventilasi. Dipucuk pohon dipasang Electric Exhaust Fan dengan tenaga Surya.Kalau Full Electric, Batteries-nya diisi dengan listrik kalau gerbong-gerbong tidak beroperasi.

Kalau Jembatan Selat Sunda yang diperkirakan akan memakan ongkos Rp 91 trilyun disokong oleh Wapres, masa iya ini proyek sepersepuluhnya dari ongkos JSS plus banyak manfaatnya bagi rakyat kecil. Juga demi Ibu Kota Republik, masa iya tak disokong. Nah kalau disokong Wapres, dan proyek MSTDT ini kemudian menjadi kenyataan, siapa tahu suara rakyat Ibu Kota separohnya saja dari sejumlah 8 juta dapat dikantongi Wapres, kalau bercita-cita mau menjadi Pres. sudah ada simpanan. Kan sekarang sudah mulai keliling bersilahturahmi kedaerah-daerah, yah diteruskan saja.

singgihnatanyc10/2/07

Posted by MangSi at 7:59 PM 0 comments

Tuesday, October 23, 2007

INNChannels, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menandatangani setidaknya sembilan kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan pengembang proyek pembangkit listrik swasta (independent power producer/IPP) pada Oktober-Nopember ini.

Deputi Direktur Pengelolaan IPP PLN Nasri Sebayang di Jakarta, Minggu (21/10) mengatakan, proyek-proyek yang berlokasi di luar Jawa tersebut akan memenuhi kebutuhan daya listrik yang semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. "Sebagian besar proyek itu dikelola pengembang lokal," katanya.

Namun, Nasri melanjutkan, meski dikelola pengembang lokal, sebagian besar peralatan seperti turbin dan generator berasal dari China. Kesembilan proyek itu adalah PLTU Kaltim 2x60 MW dengan pengembang PT Indonesia Power dan PT Ridlatama Energy; PLTA Poso 160 MW dengan pengembang PT Poso Energy; PLTU Molotabu, Gorontalo 2x10 dengan PTB Energy Gorontalo; PLTU Nunukan, Kaltim 2x10 MW dengan PT Indonesia Power, dan PLTU Palu 2x10 MW dengan PT Indonesia Power.

Selain itu, PLTP Sarulla, Sumut 3x110 MW dengan konsorsium PT Medco Energy 37,5 persen, Kyushu Electric Power Company Inc (Jepang) 25 persen, Itochu Corporation (Jepang) 25 persen, dan Ormat International Inc (AS) 12,5 persen. Kemudian PLTU Minahasa 2x50 MW dengan PT Minahasa Power dan WTL dari Malaysia; PLTU Baturaja, Sumsel 2x100 MW dengan PT Priamanaya, PLTU Simpang Blimbing, Sumsel 2x113 MW dengan konsorsium PT Energy Musi Makmur dan Gou Hua (China).
************************************************************************

Angkat topi untuk Kepemimpinan PLN. Ternyata Pimpinan PLN melihat ke masa depan...jauh ke masa depan.., dengan akan didirikannya 9 buah PLTU. Memakai Tenaga Uap untuk menghasilan lstrik adalah suatu keputusan yang paling baik. Menghemat BBM dan ramah lingkungan. Menghemat BBM, karena untuk menghasilkan uap akan diperlukan batubara. Batubara didalam bumi Ibu Pertiwi akan tetap tersedia untuk masa yang lama sekali dibandingkan dengan minyak bumi. Ramah lingkungan, kemungkinan akan mencermakan lingkungan dipertipis. Lain halnya dengan minyak bumi (Diesel). Minyak Diesel harus hati-hati dalam pengangkutannya. Apalagi kalau harus lewat permukiman penduduk. Dengan tangki kereta api, kalau kereta barang itu anjlok, selain ada kemungkinan untuk meledak dan terbakar, akan sangat memakan kerugian.. Kalau diangkut dengan truck tangki, juga kalau tidak hati-hati, tabrakan dengan kendaraan lain atau masuk jurang juga kemungkinan besar truk tangki akan meledak dan terbakar.

Lain halnya dengan batubara, apalagi kalau batubara sebagai bahan bakar PLTU ini sudah diolah dari bongkah-bongkah batubara menjadi "pellets" seperti kerikil. Dengan demikian akan lebih gampang dalam pengangkutannya dari Tambang Batubara ke pelabuhan dan dari pelabuhan yang satu kepelabuhan yang lain. Atau kalau memakai jalan darat (kereta api atau truk) akan jauh lebih aman.

Rentunya untuk menghemat ongkos pengangkutan bahan bakar batubara ini, pabrik pengolahan batubara bongkah menjadi "pellets" harus dekat dengan Tambang batubara. Dan PLTU yang akan memakai batubara sebagai bahan bakarnya, lebih dekat dengan pabrik "pellets" ini lebih baik. Atau lebih dekat dengan sungai, lebih lagi.

Akan lebih baik, seumpamanya Pabrik Pengolahan Pellets dari Tambang Bukit Asam di Sumsel, tidak begitu jauh dari Kota Besar ( Palembang) namun juga tidak terlalu jauh dari Tambang Batubara Bukit Asam.

Malah kalau PLTU yang akan dibangun ini, terletak antara Palembang dan Bukit Asam, akan lebih bermanfaat terutama bagi penduduk setempat. Uap bekas dapat disalurkan kepada masyarakat untuk keperluan industri kecil. Uap dipakai sebagai tenaga penggerak mesin. Mesin gabah, mesin penggilingan kedelai atau penggilingan singkong kering menjadi tapioca starch.

Kemudian antara Bukit Asam, PLTU dan kota Palembang dibangun "Kanal". Kanal ini digunakan untuk mengangkut batubara bongkah dari Tambang Batubara ke Pabrik Pellets, dan mengangkut Pellets dari Pabrik ke PLTU. Dari kanal ini yang mana airnya diambil dari Sungai Musi digunakan bagi air yang dipanaskan untuk menjadi uap yang akan menggerakkan Turbine Uap. Karena terbentang Kanal dari Sungai Musi ke PLTU dan ke Pabrik Pellets dan juga ke Tambang Bukit Asam, air kanal dapat dipompa untuk mengairi lahan-lahan antara tempat-tempat iitu.. Dengan kata lain membuka jalan untuk Agrobusiness. Nenas Palembang yang terkenal manisnya akan terssedia banyak dan kemungkinan menjadi bahan ekspor ke Negara-negara lain. Demikian juga sayur mayur atau buah-buahan lain. Selain Agrobisnis, juga membuka jalan untuk empang-empang ikan air tawar.

Jadi secara singkatnya, Tambang Batubara Bukit Asam sebagai sumber tempat distribusi Pellets untuk daerah SumSel dan Tengah. Sedangkan Ombilin sebagai sumber tempat distribusi Pellets untuk SumBar dan SumUt..

Demikian juag untuk Kalimantan, KalTim sebagai sumber distribusi Pellets untuk Kalimantan. Kalau di Sumatra Selatan dibangun "Kanal" di Kalimantan sebaiknya dibangun jalan darat dari Balikpapan ke Pontianak.

Untuk Sulawesi Utara, daerah Bitung adalah tempat yang paling cocok. Air yang berlimpah-limpah dan pelabuhannya untuk menerima kapal-kapal yang mengangkut Pellets.

Untuk Sulawesi Tengah mungkin di Gorontalo atau Poso. Secara politis lebih tepat di Poso. Biar penduduk disana sibuk bekerja mencari nafkah di PLTU dan sebagi distributor pellets.

SulSel, mungkin didaerah Pare-Pare, dengan air yang berlimpah ( Ingat nama lain utk kota ini "gudang beras".

Kalau di Kepualauan Maluku, cukup dengan PLTU yang menghasilkanKiloWatt yang rendah. Karena kalau dibangun PLTU dengan Kilowatt yang besar, bagaimana caranya untuk menyalurkan tenaga listri itu ke pulau-pulau lainnya. Untuk Maluku diperlukan cara lain. Walaupun harsu kembali ke tenaga Diesel sebagai penggerak Generator. Namun bahan bakarnya bukan "Minyak Diesel ", tetapi minyak Jarak atau disebut Bio-Diesel. Disetiap Pulau yang berpenduduk, dibangun PLTMJ (Tenaga Minyak Jarak). Penduduk setempat dihibau untuk menanam pohon jarak. Biji jaraknya dijual kepada Pemda. atau kontraktor untuk dibuat minyak. Minyak Jarak dibeli oleh Pemda untuk digunakan sebagai bahan bakar PLTMJ. Dan juga dibangun dermaga untuk penyimpanan Bio-Diesel ini untuk dipakai oleh kapal-kapal patroli TNI-AL. Dalam hal ini TNI-AL menjadi pembeli hasil olahan biji jarak disetiap pulau.

Tentunya Pangkalan TNI-AL tidak disetiap pulau, cukup di pulau-pulau yang dianggap strategis. Bio Diesel dari pulau-pulau diangkut dengan kapal motor milik penduduk ke pulau-pulau dimana ada Pangkalan TNI-AL. KArena ada beberapa Pangkalan TNI-AL di Maluku, tentunya diperlukan juga bahan-bahan sayuran, buah-buahan atau alat-alat keperluan pribadi Abak Buah Kapal. Ekonomi mulai berputar. Digelendungkan dengan pembelian biji jarak dari penduduk oleh PemDa dan TNI-AL.

Juga sebagai Badan yang men"supply" PLTU-PLTU ini seyogianya diserahkan ke Badan Usaha penduduk setempat. Karena dengan demikian Badan Usaha ini juga diusahakan untuk membuat brickets untuk dijual kepada penduduk setempat sebagai bahan bakar di dapur. Brickets ini adalah sebagai bahan sampingan. Usaha utama adalah men"supply" PLTU ini dengan Pellets, dan membeli dan mengusahakan pengakutannya dari Tambang-tambang Batubara apakah Berbongkah atau berupa "Pellets".

Dengan cara ini ketergantungan Negara dan Bangsa akan BBM akan menurun. Dimana tentunya subsidi Pemerintah di bidang pengadaan BBM akan mengecil. Mungkin saja dana sisa dari pengiritan ini dapat dipakai untuk pembiayaan negara lainnya.


MangSi

Posted by MangSi at 9:53 AM 0 comments

Sunday, October 21, 2007

R and D TNI-AL

Mungkin saja usaha ini sudah berlangsung lama. Namun sifatnya memang harus "hush, hush", jadi kelihatan dan kedengarannya seperti tidak ada. Kalau memang ada, syukurlah.

Karena apa, TNI-AL harus mempunyai R & D yang mantap dan dikelola oleh pemikir-pemikir yang pintar-pintar dan mempunyai penglihatan yang jauh kemuka. Tidak lain karena tidak ada duanya didunia ini, suatu negara mempunyai perairan seperti Perairan Nusantara. Sudah tentu yang lebih tahu adalah Bangsa sendiri. Dan hanya ada satu negara yang tahu seluk beluk Ibu Pertiwi itu, ialah Negara Meneer dan Mevrouw di Eropah sana.

Langkah pertama, dikumpulkan Manula Indonesia, yang berumur diatas 65 tahun yang pandai Holland spreken. (mumpung masih ada, dimanfaatkan demi kepentingan Nasional). Mereka ini dikirim ke Univeritas Leiden dan ke Perpustakaan untuk Daerah Khatulistiwa ("Library voor the tropisch).
Mereka dikirim bergilir dalam group-group untuk masa 3 bulanan.

Persyaratannya tentu harus fasih bahasa Londo. Manula yang bukan anggota PDIP. Yang dimaksud PDIP bukannya Banteng Merah, tetapi singkatan dari manula mempunyai atau yang menuju ke arah..."Penyusutan Daya Ingat dan Pendengaran."

Kemudian tentu dan wajar kalau para Mantan anggota TNI-AL, diberi kesempatan terlebih dahulu.
Kemudian para Mantan Diplomat dari Deplu.
Kemudian Mantan PNS lainnya.

Dan tentu rakyat yang mempunyai andil dalam Perang Kemerdekaan, dan mereka yang berjasa kepada Ibu Pertiwi.

Juga para Mantan Londo (kalau masih ada), yang pernah menjadi Guru di Tanah Air yang sekarang menetap dinegaranya. Diutamakan kepada para Mantan bekas pegawai Perusahaan Pelayaran KPM.

Tugas utama, menterjemahkan semua buku-buku serta meng-copy Master Plan kapal-kapal KPM dahulu. Tentunya dengan bantuan Universitas disana plus para dermawan atau simpatisan Ibu Pertiwi diikut sertakan.

Para Mantan membaca buku-buku, kemudian di "tape" dalam bahasa aslinya dan bahasa Nasional.

Dipindahkan ke "CD" paling sedikit 6 kopi dan disimpan diperpustakaan, R & D Tni-AL. Dimana Perpustakaan ini terbuka untuk umum. Atau mengadakan usaha belajar bersama dalam satu kelompok yang dihadiri oleh Mahasiswa-Mahasisiwa dan tentunya para Cadet-Cadet AAL dan Akademi Pelayaran (ini yang dimaksud dalam postingan sebelumnya dengan judul "Dwi-Fungsi TNI-AL")

Tahap berikutnya merupakan suatu usaha R & D yang sangat penting. Dipandang dari usaha agar kelangsungan hidup kapal-kapal Armada, di masa-masa akan datang.

1. Penyelidikan yang mendalam mengenai "tenaga penggerak kapal".

Apakah tenaga penggerak Mesin Diesel atau Tenaga Penggerak Sistim lainnya (Uap Tekanan Tinggi, Nuklir).

2. Komponen-komponen kapal lainnya diluar persenjataan, yang cocok untuk kapal-kapal diperairan Nusantara. Murah, dapat dibuat didalam negeri, tidak begitu high tech tetapi betul-betul berfungsi Seperti, peralatan Listrik.

3. Sistim untuk menyalurkan tenaga dari Mesin Induk ke baling-baling, yang paling efisien dan tidak memerlukan ruangan yang besar. (sisa ruangan dipakai utk keperluan lainnya..Gudang Beras dan ikan asin....... dalam keadaan darurat apapun kalau perut diisi dua bahan ini, semangat tidak akan luntur).

4. Sistim kontrol Mesin Induk, apakah lebih baik diatur dari anjungan atau dengan sistim "telegraph".

5. Standarisasi komponen-komponen dikapal.

6. Sistim Perawatan, apakah dilakukan di kapal atau didarat dengan sisitim lain. Misalnya, alat penggerak bongkar - muat, apa dapat dipakaikan sistim unit, kalau rusak satu komponennya, seluruh Unit diangkat dibawa ke Pusat Bengkel pemelihraaan. Unit yang sudah diservis, dipasang ditempat yang sama. Demikiann juga dengan peralatan lainnya. (Generator Pembangkit Tenaga Listrik).

7. Kapal diawaki Bangsa sendiri, yang sangat penting dan sangat menunjang sekali akan semangat setiap Abk, ialah fasilitas Dapur (Freezer yang besar, Microwave, Oven, Coffe Makers.....enteng tak ada sangkut pautnya dengan persenjataan kanon, rockets...tapi siapa yang mengawaki persenjataan itu ?).

Kita tiru Londo jaman VOC, bangsa sendiri perutnya di bikin kenyang, inggih doro selama 350 tahun.

Akan dikupas nanti persoalan BBM. Tahun-tahun pertama atau kedua, ongkos BBM tak perlu dipikirkan. Tapi kalau Fregat, LPD, serta kapal-kapal buatan PAL diaktifkan......tahu-tahunya BBM ongkosnya mahal luar biasa. Ternyata harga pasaran naik. (Perusahaan Minyak itu siapa yang punya ?. Mungkin anteknya downunder (yang mengangkat dirinya menjadi Centeng Pacific), tak senang dengan perkembangan TNI-AL). Dalam hal ini kita harus, tidak ada pilihan yakni harus Mandiri.!

sn

Posted by MangSi at 9:56 AM 2 comments

Saturday, October 20, 2007

PENGUASAAN IPTEK , PENTING BAGI PEMBANGUNAN SISTEM HANKAM

Jakarta, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat penting dalam membangun sistem keamanan nasional dan pertahanan negara yang kuat. ==============================.................... Menhan mengatakan pembentukan sistem keamanan nasional untuk menyelaraskan peran lembaga pemerintah di bidang keamanan diperlukan sistem kelola keamanan yang dapat memberdayakan seluruh lembaga terkait berdasarkan kompetensi serta mekanisme pelibatan dan kewenangan masing-masing. Dengan demikian, tambahnya, sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang memadai dapat meningkatkan daya tangkal secara efektif untuk mempertahankan bangsa dan negara dari berbagai ancaman keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional. Sumber: Antara ==================

Ada tiga Badan Usaha/Penelitian dalam Negeri yang harus dirangkul oleh DepHan, yaitu: 1. Pindad. 2.PT.PAL 3.BIDANG PENGINDERAAN JAUH - LAPAN Kerjasama ketiga
Badan Usaha/Penelitian ini harus dipererat, terutama dalam usaha Pengamanan Negara, khususnya Pengamanan Lautan Nusantara.
Mengingat luasnya Lautan Nusantara, Pengamanannya memerlukan bantuan dari seluruh warganegara serta Armada Pelayaran Nusantara, juga Armada Perahu Layar (Armada Semut).
Warganegara yang bermukim dipantai-pantai pulau yang berbatasan dengan Lautan Internasional. Dibangun Menara Mercu Suar. Dilengkapi dengan Lampu Suar sebagai alat Navigasi Kapal dilaut. Namun didalamnya dilengkapi dengan teropong elecronic mengawasi lautan lepas. Juga Menara Mercu Suar ini merupakan "Ground Station" dari Satelit khusus untuk keperluan Pertahanan Laut Nusantara. Setelah menerima aba-aba penting dari Markas Besar Pertahanan Laut dengan memberikan posisi "Benda Terapung" , yang mana keterangan ini diolah dari keterangan satelit.
Tugas Menara Mercu Suar untuk menyelidiki sepak terjang "Benda Terapung" ini dan melaporkan lagsung ke Markas Besar Pertahan Laut (MBPL). Apabila gerak-gerik "Benda Terapung" ini mencurigakan dan berusaha memasuki wilayah lautan NKRI, MBPL dengan segera memberi perintah kepada Squardon Tempur TNI AU untuk mengirim Jet Fighters untuk membayang-bayangi "Benda Terapung" ini. Dalam saat yang sama MBPL memberikan perintah kepada satuan Patroli TNI-AL untuk mengirim Kapal Patroli Kecepatan Tinggi ke titik temu.

Bagaimana kalau ada "benda Terapung" diwilayah lautan NKRI, ditengah laut terbuka.? Ini diperlukan kerja sama dengan Armada Perusahaan Pelayaran Nusantara dan juga dengan Armada Semut. Kapal-kapal ini dan Perahu Layar dapat meneropong nama serta bendera "Benda Terapung " itu. Dengan memijit satu tumbol, MBPL akan menerima keterangan posisi kapal pelapor. Tombol ini khusus untuk melaporkan "Benda Terapung" yang mencurigakan. Tombol lainnya, khusus untuk laporan posisi Kapal Pelapor dan bekerja sebagai "rambu", apabila kapal pelapor itu dalam keadaan darurat. Ini memudahkan Team SAR untuk memberikan pertolongan. Sehingga musibah seperti KM Tampomas dan Lion Air akan mendapatkan pertolongan secepat mungkin.
Penyelamatan jiwa manusia dapat lebih ditingkatkan. Satelit ini dapat juga dipakai sebagai alat melapor Kapal-kapal Asing yang betul-betul memasuki Lautan Nusantara untuk singgah di Pelabuhan Nusantara atau untuk meminta izin melewati Lautan Nusantara. ( Seperti Radar Tarffic Controller di Bandara, "melihat" keadaan lalulintas diudara dan untuk memberikan instruksi untuk mendarat)

Untuk keperluan sipil, mungkin satelit ini juga dapat dilengkapi dengan sistim komunikasi antar daerah.
++Untuk keperluan komunikasi Pemerintah Daerah dengan daerah-daerah terpencil (Di Malukau,Papua dan pedalaman Kalimantan).
++ Untuk keperluan Pendidikan. SD,SMP,SMA serta PT di daerah-daerah dapat mengakses Perpustakaan LIPI, Bappenas, LAPAN, atau antar PT (ITB, UI dan PT lainnya).
Sekarang jamannya Angkasa Luar, sudah waktunya Papan Tulis diganti dengan Monitor PC. (Pengadaan tenaga listrik untuk keperluan ground station maupun PC disekolah dah Balai Desa, dikupas dalam catatan lain).

Hal lainnya dimana DepHan perlu untuk berkecimpungan secara serious adalah dibidang R & D Energy, sebagai persiapan dalam menghadapi Krisis Energy dimasa yang akan datang. Suatu waktu ongkos Minyak Diesel untuk TNI AL akan menlonjak tinggi ( Perusahaan minyak di tanah air kepunyaan siapa ?), anggaran BBM akan meningkat, terpaksa mengirit dibidang lain. Korvette dan kapal-kapal besar lainnya, lebih sering didiikat didermaga dari pada berlayar dilautan lepas.
Sangat ironis jadinya, mata dan telinga yang canggih di angkasa, pelapor yang getol-getol di pantai maupun di kapal-kapal dagang /perahu layar, tapi tak ada yang mampu menghajar/menjotos.

sn

Posted by MangSi at 12:16 PM 2 comments

Friday, October 19, 2007

Mendapat berita bahwa feasibilty study Jembatan Selat Sunda akan memakan USD 100 Juta.Apakah dunia perkapalan Indonesia akan berpangkutangan ?Kalau JSS ini terealisir jelas akan mematikan pengangkutan laut (Kapal Ferry) Banten/Lampung, ribuan akan kehilangan pekerjaan dengan matinya kesibukan dikedua pelabuhan.Bagaimana Bapak-Bapak mencari sponsori dari semua pihakyang berkepentingan dalam dunia pelayaran Indonesia untuk mwngeluarkan isi koceknya untuk mengadakan study.

Dengan uang 100 juta USD, berapa Kapal Ferry baru yangdapat dibangun di galangan kapal PAL umpamanya.Apalagi kalau ongkos Rp91 trilyun walaupun dalam jangka waktu 10 tahun berapa banyak kapal Ferry yang baru dapat dibangun, juga dermaganya dikedua pelabuhan itu. Dermaga yang dirancang menggampangkan keluar/masuk kapal, juga keluar masuk penumpang dan kendaraan truck, bus dan mobil.

Mulai design kapal dengan daya muat penumpang dan kendaraan yang besar, sampai ke Mesin Induk yang murah dan efficient.

1. Kapal Ferry dengan haluan yang dapat dibuka sewaktumenurunkan/mengisi kapal dengan kendaraan. langsung kedermaga.

2. Mesin Induk yang efficient ( Steam Turbine,Generator Listrik dan motor listrik menggerakkanbaling-baling kapal. (Baling-baling ganda). Atau underwater electric motor coupled kepada baling-baling yang dapat bergerak horisontal. (memudahkan manuverinbgdalam pelabuhan).

3. Bahan bakar yang murah, yang dapat disediakan dipelabuhan dalam jumlah yang banyak dan ramah kepadalingkungan. ( Batu bara yang diolah menjadi PELLETS).
Mengingat jarak yang tidak jauh dari Bukit Asam serta diangkut melalui kereta api, mengurangi ongkos pengangkutan. Keuntungan yang lain, disamping membuat pellets, pabrik ini dapat juga membuat brickets utk pasaran umum (dapur rumah tangga, atau industri kecil seoperti membuat parang,cangkul sekop, pisau)

4.Jalur Banten/lampung dengan kapal yang modern dan cepat dapat merupakan "training ground" para perwira deck maupun mesin/listrik dari STIP, sebelum dilepas melayari jalur pelayaran lainnya di tanah air (pengalaman praktek).

5. Memperbanyak serta mempermodern kapal-kapal Ferry ini jelas akan menyerap tenaga. Lebih banyak kapal lebih banyak lambung yang di cet maupun di-coating.

6. Juga membuka peluang bagi PAL utk membangun Galangan Kapal di Lampung untuk menservis kapal Ferry maupun kapal lainnya. Atau mungkin saja tempatmembangun kapal-kapal coaster swasta. sehingga PALSurabaya dapat lebih memusatkan akan pembuatan kapalTNI-AL. ( Cilegon ??)


7.Kalau perlu Galanganan membuat kapal Ferry inipatungan dengan Galangan Kapal Luar Negeri. SepertiBelanda,Korea, Jepang, Taiwan,Jerman8. Untuk menarik mereka masuk dan menanam modal ditanah air, berikan mereka sebagai umpan. Galangan kapal Korea masuk, mendapat jatah semua trucks dan Bus di Sumatra merk Hyundai.

Dari Jepang, Kalimantan dan Sulawesi truck dan Bus khusus buatan Toyota,Nissan,Hino dsbnya. Papua, truk dan busnya buatanBenz.Untuk Belanda, Maluku merupakan bagiannya dengan ratusan coasters dan pembangunan dermaga disetiap pulau.

8. Points 1 s/d 7 ditanggung bebas Gempa dan Tsunami!. Sehingga investasi kalau mencapai
RP 91 trilyun tidak akan mubazir.

9. feasibility study Kapal Ferry ini disampaikan ke Bappenas. Masa iya, Gubernur Banten dan Lampung lebih pintar dari Bapak-Bapak di Bappenas.============ ==

Membayangkan Rp trilyunan, lupa mengenai ancaman Gempa dan Tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

singgih nata