Sunday, February 10, 2008

Khayalan


Tuesday, November 20, 2007

OIL for Education.


Pada pertemuan OPEC bulan Nov 2007 di Ryiad, Wapres Jususf Kalla megusulkan menyisishkan 50 sen USD dari penjualan satu barrel minyak untuk Pendidikan dan Pemeliharaan Hutan. Usul ini disambut baik oleh Presiden Iran. Memang ini merupakan suatu hal yang bertujuan yang mulia.

Kalau pengumpulan Dana tersebut sudah disepakati oleh anggota OPEC, bagaimana cara pelaksanaannya yang praktis, feasable dan terlihat atau terasa dampaknya dalam waktu yang tidak lama.

1. Dengan tersedianya teknologi komunkasi yang canggih, soal ini dapat dilaksankan dengan segera dan akan terlihat dampaknya dalam waktu singkat.
Pertama sarana yang dapat dipakai di Indonesia sudah tersedia. Umpamanya, Satelit, Software utk computer yang sedang diolah oleh Menristek dan ITB. Hardwarenya dapat diproduksi didalam negeri. Terutama di Bandung, sudah banyak "computer Jangkrik" yang diprodusir lokal untuk dijual dalam jumlah kecil-kecilan. Computer dengan Hard Drive yang tidak begitu besar dengan CPU yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Computer seperti ini sudah cukup memadai untuk dipakai sebagai alat untuk dipakai di kelas-kelas sekolah SD, SMP maupun SMU, untuk keperluan pendidikan. Suku cadang dapat diimpor dari Cina dengan murah.

2. Belajar atau Pendidikan dengan Internet ini akan lebih murah ketimbang dengan cara Pendidikan yang biasa dimana diperlukan Gedung sekolah, Guru-guru disetiap kelas, pemeliharaan gedung sekolah. Jam belajar di kelas dapat dipersingkat, dengan demikian murid-murid masih ada waktu untuk menolong orang tuanya dirumah maupun disawah atau di ladang. Ruangan belajar yang dilengkapi dengan computer dapat dipakai bergilir secara teratur. Ruangan belajar dapat disatukan engan Ruangan Perpustakaan. Diluar jam-jam belajar, Ruangan kelas dan Perpustakaan dapat dipakai oleh penduduk setempat. Mungkin dengan acara "Pendidikan utk orang dewasa atau manula". Pendidikan untuk orang dewasa ini berupa pelajaran praktis yang ditayangkan di monitor mengenai pertukangan kayu, pelajaran praktis mengenai listrik, montir motor, masak-memasak, menjahit, mombordir, melukis, puisi dan lain-lainnya. Untuk mengirit ongkos, dalam menayangkan pelajaran-pelajaran ini, tidak langsung dari Satelit, tetapi sudah dibuat CD atau DVD, yang mana CD dan DVD ini merupakan koleksi Perpustakaan.

3. Di Desa-Desa yang terpencil, Perpustakaan/Ruang belajar ini tenaga listriknya dapat diambil dari Tenaga Surya atau Diesel dengan bahan bakarnya dari minyak jarak. Pengelola Perpustakaan/Ruang belajar ini membeli minyak biji jarak dari penduduk setempat.
Dianjurkan semua penduduk untuk menanam pohon pagar jarak. Bijinya diolah sendiri atau berupa koperasi dan minyaknya dijual sebagai bahan bakar diesel penggerak tenaga listrik. Juga dijual kepada penduduk dengan harga murah untuk keperluan penerangan dirumah-rumah.

4. Computer di Perpustakaan ini dapat dipakai untuk menghubungi Dinas-Dinas Pertanian, Agama, Puskemas, Usaha ikan air tawar, Perindustrian Kecil (Home industry), Polri melalui satelit. Apakah langsung ke Ibukota Propinsi atau langsung ke Kementrian yang bersangkutan. Untuk meminta petunjuk, saran-saran atau informasi lainnya yang terkini. Juga tentunya dalam suasana darurat, banjir, angin ribut, longsor dllnya, keadaan setempat dapat dilaporkan dengan segera. Dengan demikian pertolongan dapat dikrimkan dalam waktu singkat. Disini diperlukan pesawat terbang semacam Hercules, dan ini merupakan tugas utama Kopassus.
Atau dibentuk Kopassus utk usaha kemanusiaan yang terdiri dari Dokter-Dokter muda, Insinyur Pertanian, Perawat-perawat, Apotheker, insinyur Sipil, tenaga ahli teknik, chef (Koki, tukang masak).
Tenaganya dipilih dari lulusan akademi atau P.T. yang baru lulus, dengan kata lain di-"wamilkan". paling sedikit dua tahun. Disamping keahliannya masing-masing, juga dilatih sebagai seorang Kopassus tulen !

Persiapan-persiapan seperti tersebut diatas perlu dipikirkan dan dimulai dari sekarang, sambil menunggu mengucurnya dana Oil for Education.
Kalau ada yang mempunyai akses ke Wapres, silahkan dikopi dan dikrimkan kepada beliau.

singgihnatanyc 10/07
posting berikutnya "Oil for Forestry"

Posted by MangSi at 9:27 AM 0 comments

Mrngkhayal, mimpi adalah latihan untuk otak agar berjalan semestinya, dengan begitu imajinasi menjadi berkembang.

Posted by MangSi at 9:25 AM 0 comments

Sunday, October 28, 2007

Mass Transit System di Jakarta.
Monorail rupanya menjadi pilihan utk menjadi Mass Transit System di Jakarta. Malah sudah terlihat pelar-pilar besi beton yang belum rampung. Bayangkan sepanjang 14.6 kilometer akan berjejer pilar-pilar besibeton puluhan atau ratusan. Tentu tidak akan membuat enak dilihat mata, apalagi kalau pilar-pilar penuh dengan graffiti. Kalau semua pilar-pilar ini dicat hijau, itu lain lagi. Mungkin ini yang dimasud Pemda Ibu Kota dengan "penghijaun kota". Apalagi setiap pilar itu dikelilingi dengan pot kembang tergantung. Jadi kemungkinan besar untuk meng-camouflage pilar-pilar ini, merupakan ongkos dluar ongkos monorail yang sejumlah USD 650 Juta itu. Karena "monorail" yang dijalankan berdasarkan System Malev ( magnit) akan mahal.

Kota Seatlle, yang mempromosikan "Monorail" ternyata pada Nov.2005 penduduknya memberikan suaranya yang mengagalkan rencana ini. Diperkirakan akan memakan ongkos USD 100 juta per satu mile. Kemudian diperhitungkan kembali menurun menjadi USD 87 Juta per mile.

Di Las Vegas, yang panjangnya 6.3 kilometer dan dibangun 7 stasion memakan ongkos USD 650 Juta. Setelah pembukaan, kemudian tidak jalan selama 6 bulan karena ada kesulitan-kesulitan pengoperasiannya.( ada alat-alatnya berjatuhan.....percaya tidak, padahal ini di Negara Kecap nomor satu).. Dan juga Monorail di Las Vegas ini, bukannya Mass Transit System tulen. Ini hanya sebagai usaha marketing saja. Mengangkut turis-turis dari satu Casino ke Casino lainnya.

Diberitakan ongkos pembangunan Monorail di Jakarta akan memakan ongkos USD 43 Juta per kilometer. Kalau di permilenya hampir mendekati ongkos di Seattle.
Dengan ongkos sebesar itu, pembangunan Monorail hanya hanya dipakai untuk keperluan Monorail saja. Tidak ada kegunaannya lainnya. Kecuali kalau umpamanya, dibawah bangunan monorail ini dibangunkan Rumah Murah Sekali, bergelantungan sepanjang 14.6 kilometer. Apa ini dapat dikatakan sebagai usaha menanggulangi banjir di Ibu Kota ?
Kalau dikatakan monorail ini sangat besar ongkos membangunnya, setelah jadi, pilar-pilar itu merusak pemandangan, malah kemungkinan akan menjadi sasaran anak-anak tanggung digambari graffiti. Kemudian kalau diputuskan tidak akan dibangun, tapi Ibu Kota memerlukan sekali System Mass Transit.

Ada Bus Way, yah dapat saja Bus Way dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengangkut penumpang lebih banyak. Jumlah Bus-busnya ditambah. Sehingga kedatangan/keberangkatan dari station Bus bisa lebih sering . Atau dua Bus disambung menjadi satu, ditempat sambungan dipasang penutup badan bus dari karet sehingga dapat bergerak seperti cacing kepanasan. Atau dipasang rel ketiga ditengah-tengah jalanan Bus Way, agar Bus cacing kepanasan ini tidak keluar dari jalurnya. Juga rel ketiga ini dapat digunakan untuk menaikkan kecepatan Bus lebih tinggi lagi namun keselamatan terjaga. Keuntungan lain, Bus Cacing Kepanasan ini hanya dipasang dengan satu mesin penggerak. Irit menghemat bahan bakar Apalagi mesinnya yang sekarang memakai bahan bakar Gas, diganti dengan Diesel Electric memakai bahan bakar Bio -Diesl. Irit, murah ( bagi negara menurunkan subsisi BBM), ramah lingkungan. Apakah akan mengurangi polusi, masih merupakan tanda tanya. Kalau satu Bus dengan Diesel Electric beroperasi di jalanan, dengan DP yang murah utk speda-motor, mungkin puluhan speda motor bertambah di jalanan, yah sami mawon..

Jadi Ibu Kota harus mempunyai Mass Transit System yang murah, cepat dan memuat banyak penumpang. Kalau sudah ada pilihan yang dijadikan MTS di Ibu Kota, harus dipikirkan di stasiun=stasiun harus ada tempat utk penitipan speda motor. Menitipkannya speda motor di Stasiun ini harus bayar. Besarnya ongkos penitipan paling tidak, sama atau lebih mahal daripada ongkos angkot,bajay, ojek atau bus khusus dari permukiman langsung ke stasiun ini. Singga kalau dihitung-hitung akan lebih murah kalau speda motornya disimpan dirumah. Berarti mengurangi padatnya lalu lintas dan akan mengurangi polusi udara. Tapi melihat ongkos yang besar dalam pembangunan Monorail, pilihan ini akan memberatkan Negara,Pemda dan penumpang (karcis mahal). Sekarang saja sudah ada suara-suara utk menaikkan ongkos Bus Way.

New York City yang terkenal dengan MST-nya dalam tanah dan Bus, penghasilan dari karcis yang dapat menutupi obgkos pengoperasian hanya mencapai 65 % saja. Dan angka ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Metro di Paris, Metro di Mexico City dan MTS di kota-kota lainnya. Nah kalau di kita, MTS ini dianggap rugi, penjualan karcis tidak memadai ongkos pengoperasiannya,... yah itu adalah wajar= wajar saja, memang begitulah keadaannya kalau berusaha dalam Tarnsportasi Penduduk Kota. Dimanapun dikota-kota besar didunia, Pemerintah mengulurkan tangan dalam ongkos pengoperasianya, berupa subsidi.
Karena Pemerintah turut campur dalam pembiayaan pengeoperasian MSR, jadi Pemerintah harus memberikan petunjuk bahwa pebangunan MST, harus ada dampaknya yang positip kepada lengkungan alam ataupun menaikkan tingkat kehidupan penduduk kota itu.

Ada Mass Trasit System yang pernah di kemukakan sebagai satu jalan MST di Jakarta ialah MST Dalam Tanah. Namun dengan argumentasi bahwa Jakarta ini rawan banjir, MSTDT (Mass Transit System Dalam Tanah) tidak mungkin untuk ditrapkan. Ada betulnya juga argumentasi itu.
Namun kalau ada pemikiran, membangun MSTDL kemudian sekali gus menanggulangi banjir, apakah Pemerintah Daerah/Pusat/Kota akan membangunnnya ? Tentunya ongkos tidak akan murah. Baiklah kita ambil ongkos monorail sejumlah USD 650 Juta untuk pembangunan MTSDT. Kalau Pemda Banten dan Lampung sanggup mencari Dana sejumlah USD 10 Billions, ongkos MRSDT ini kurang dari sepersepuluh ongkos Pembangunan JSS. Dan bermanfaat untuk rakyat kecil yang tidak mempunyai kendaraan spedah motor apalagi mobil. (Lewat JSS jalan kaki sambil membawa pikulan, atau menggenjot speda penuh dengan barang dagangan ??)
Bagaimana kalau Pemda DKI meminta pertolongan Menristek, Bappenas serta Perguruan Tinggi untuk merancang Mass Transit System dengan pensyaratan sbb:

1. Mass Transit System Dalam Tanah.

2. System ini juga dapat mencegah banjir

3.Tenaga penggerak gerbong: listrik, Diesel-Electric atau Malev (Magnit), diutamakan yang paling murah, irit bahanbakar, serta gampang dalam usaha pemeliharaanya .

MangSi yang tahunya hanya melukis cat air, mengkhayal, bercerita dan bersajak, mempunyai jawabannya sbb:

1. Dimulai dari Kebayoran Blok M ke Monas. Penggalian terowongan dimulai dari Banjir Kanal ke arah Kebayoran dan yang satunya kearah Monas. Dengan begini menggampangkan pembuangan tanah galian. Ditampung didalam tongkang. Tongkang-tongkang dibuat dan di"las" dekat Banjir Kanal. Tanah ini diangkut dan dipakai untuk ditimbun didaerah-daerah yang rendah atau meninggikan tanggul=tanggul di Banjir Kanal.

2. Didalam terowongan dibangun tabung dari besi beton yang dibuat di tempat. Tabung ini dibuat dua tabung ditumpuk dari atas ke bawah. Cement dan besibeton dan pasir diambil dari tongkang-tongkang di Banjir Kanal. Air tersedia berlimpah-limpah.

3. Tabung yang atas dipakai untuk jalanan MTSDT, tabung dibawahnya, yang sama ukurannya atau kebih besar lagi, dibiarkan kosong. Tabung dibawah itu akan dipakai sebagai tempat penyimpanan air hujan. Pengisian Reservoir ini ialah dengan air hujan, melalui sistim riool (sewer system ) sepanjang MSTDT dari Kebayoran ke Monas. Tabung diatasnya dapat dipakai sebagai tabung tambahan reservoir air hujan. Kalau turunnya hujan melebihi dari kebiasaan. Tentunya kegiatan MSTDT dihentikan sampai air surut. Pembuangan air hujan yang ditampung dibuang ke Banjir Kanal sampai mencapai ketinggian tertentu di Main Reservoir.

4. Air hujan yang ditampung di Main Reservoir, diolah menjadi air minum. Kalau Israel dan Saudi Arabia dapat mengolah air minum dari air laut, tentunya pengolahan air hujan akan lebih murah ongkosnya. Pabrik pengolahan air hujan ini dibangun sebagai pabrik terapung di Banjir Kanal.

5. Mengingat Tabung yang diatas selain dipakai untuk MSTDT, juga sewaktu-waktu dipakai sebagai Reservoir tambahan, dengan sendirinya, segala peralatan yang dipakai oleh MTSDT ini harus anti air.Third Rail seperti Subway system di NYC ( yang dipakai utk aliran listrik tegangan tinggi), tak dapat dipakai. Mungkin kabel listrik diatas yang dipasang dilangit-langit tabung, masih ada kemungkinanuntuk dipakai. Jadi seperti Trem di Jakarta tempo doeloe. Tetapi rel besi, lama lama akan berkarat, pemeliharaannya akan menjadi mahal.

6.Mungkin yang praktis dan murah adalah gerbong-gerbong memakai ban karet mati ( seperti forklift), tentu gerbong-gerbong ini dilengkapi dengan "Shock absorber" agar perjalanannya lancar dan rapih.Dengan memakai rel ketiga dibuat dari beton dipasang ditengah-tengah jalur. Roda karet mati dipasang horisontal. Ini perlu agar gerbong-gerbong itu tidak menyinggung dinding tabung. Tenaga penggeraknya, Electric Diesel atau Full Electric ( Batteries). Kalau Diesel Electric sepanjang jalan diatas Tabung ini ditanami Pohon Palm atau Pohon Aren. Diantara pohon-pohon dipasang pohon tiruan yang dipakai sebagai ventilasi. Dipucuk pohon dipasang Electric Exhaust Fan dengan tenaga Surya.Kalau Full Electric, Batteries-nya diisi dengan listrik kalau gerbong-gerbong tidak beroperasi.

Kalau Jembatan Selat Sunda yang diperkirakan akan memakan ongkos Rp 91 trilyun disokong oleh Wapres, masa iya ini proyek sepersepuluhnya dari ongkos JSS plus banyak manfaatnya bagi rakyat kecil. Juga demi Ibu Kota Republik, masa iya tak disokong. Nah kalau disokong Wapres, dan proyek MSTDT ini kemudian menjadi kenyataan, siapa tahu suara rakyat Ibu Kota separohnya saja dari sejumlah 8 juta dapat dikantongi Wapres, kalau bercita-cita mau menjadi Pres. sudah ada simpanan. Kan sekarang sudah mulai keliling bersilahturahmi kedaerah-daerah, yah diteruskan saja.

singgihnatanyc10/2/07

Posted by MangSi at 7:59 PM 0 comments

Tuesday, October 23, 2007

INNChannels, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menandatangani setidaknya sembilan kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan pengembang proyek pembangkit listrik swasta (independent power producer/IPP) pada Oktober-Nopember ini.

Deputi Direktur Pengelolaan IPP PLN Nasri Sebayang di Jakarta, Minggu (21/10) mengatakan, proyek-proyek yang berlokasi di luar Jawa tersebut akan memenuhi kebutuhan daya listrik yang semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. "Sebagian besar proyek itu dikelola pengembang lokal," katanya.

Namun, Nasri melanjutkan, meski dikelola pengembang lokal, sebagian besar peralatan seperti turbin dan generator berasal dari China. Kesembilan proyek itu adalah PLTU Kaltim 2x60 MW dengan pengembang PT Indonesia Power dan PT Ridlatama Energy; PLTA Poso 160 MW dengan pengembang PT Poso Energy; PLTU Molotabu, Gorontalo 2x10 dengan PTB Energy Gorontalo; PLTU Nunukan, Kaltim 2x10 MW dengan PT Indonesia Power, dan PLTU Palu 2x10 MW dengan PT Indonesia Power.

Selain itu, PLTP Sarulla, Sumut 3x110 MW dengan konsorsium PT Medco Energy 37,5 persen, Kyushu Electric Power Company Inc (Jepang) 25 persen, Itochu Corporation (Jepang) 25 persen, dan Ormat International Inc (AS) 12,5 persen. Kemudian PLTU Minahasa 2x50 MW dengan PT Minahasa Power dan WTL dari Malaysia; PLTU Baturaja, Sumsel 2x100 MW dengan PT Priamanaya, PLTU Simpang Blimbing, Sumsel 2x113 MW dengan konsorsium PT Energy Musi Makmur dan Gou Hua (China).
************************************************************************

Angkat topi untuk Kepemimpinan PLN. Ternyata Pimpinan PLN melihat ke masa depan...jauh ke masa depan.., dengan akan didirikannya 9 buah PLTU. Memakai Tenaga Uap untuk menghasilan lstrik adalah suatu keputusan yang paling baik. Menghemat BBM dan ramah lingkungan. Menghemat BBM, karena untuk menghasilkan uap akan diperlukan batubara. Batubara didalam bumi Ibu Pertiwi akan tetap tersedia untuk masa yang lama sekali dibandingkan dengan minyak bumi. Ramah lingkungan, kemungkinan akan mencermakan lingkungan dipertipis. Lain halnya dengan minyak bumi (Diesel). Minyak Diesel harus hati-hati dalam pengangkutannya. Apalagi kalau harus lewat permukiman penduduk. Dengan tangki kereta api, kalau kereta barang itu anjlok, selain ada kemungkinan untuk meledak dan terbakar, akan sangat memakan kerugian.. Kalau diangkut dengan truck tangki, juga kalau tidak hati-hati, tabrakan dengan kendaraan lain atau masuk jurang juga kemungkinan besar truk tangki akan meledak dan terbakar.

Lain halnya dengan batubara, apalagi kalau batubara sebagai bahan bakar PLTU ini sudah diolah dari bongkah-bongkah batubara menjadi "pellets" seperti kerikil. Dengan demikian akan lebih gampang dalam pengangkutannya dari Tambang Batubara ke pelabuhan dan dari pelabuhan yang satu kepelabuhan yang lain. Atau kalau memakai jalan darat (kereta api atau truk) akan jauh lebih aman.

Rentunya untuk menghemat ongkos pengangkutan bahan bakar batubara ini, pabrik pengolahan batubara bongkah menjadi "pellets" harus dekat dengan Tambang batubara. Dan PLTU yang akan memakai batubara sebagai bahan bakarnya, lebih dekat dengan pabrik "pellets" ini lebih baik. Atau lebih dekat dengan sungai, lebih lagi.

Akan lebih baik, seumpamanya Pabrik Pengolahan Pellets dari Tambang Bukit Asam di Sumsel, tidak begitu jauh dari Kota Besar ( Palembang) namun juga tidak terlalu jauh dari Tambang Batubara Bukit Asam.

Malah kalau PLTU yang akan dibangun ini, terletak antara Palembang dan Bukit Asam, akan lebih bermanfaat terutama bagi penduduk setempat. Uap bekas dapat disalurkan kepada masyarakat untuk keperluan industri kecil. Uap dipakai sebagai tenaga penggerak mesin. Mesin gabah, mesin penggilingan kedelai atau penggilingan singkong kering menjadi tapioca starch.

Kemudian antara Bukit Asam, PLTU dan kota Palembang dibangun "Kanal". Kanal ini digunakan untuk mengangkut batubara bongkah dari Tambang Batubara ke Pabrik Pellets, dan mengangkut Pellets dari Pabrik ke PLTU. Dari kanal ini yang mana airnya diambil dari Sungai Musi digunakan bagi air yang dipanaskan untuk menjadi uap yang akan menggerakkan Turbine Uap. Karena terbentang Kanal dari Sungai Musi ke PLTU dan ke Pabrik Pellets dan juga ke Tambang Bukit Asam, air kanal dapat dipompa untuk mengairi lahan-lahan antara tempat-tempat iitu.. Dengan kata lain membuka jalan untuk Agrobusiness. Nenas Palembang yang terkenal manisnya akan terssedia banyak dan kemungkinan menjadi bahan ekspor ke Negara-negara lain. Demikian juga sayur mayur atau buah-buahan lain. Selain Agrobisnis, juga membuka jalan untuk empang-empang ikan air tawar.

Jadi secara singkatnya, Tambang Batubara Bukit Asam sebagai sumber tempat distribusi Pellets untuk daerah SumSel dan Tengah. Sedangkan Ombilin sebagai sumber tempat distribusi Pellets untuk SumBar dan SumUt..

Demikian juag untuk Kalimantan, KalTim sebagai sumber distribusi Pellets untuk Kalimantan. Kalau di Sumatra Selatan dibangun "Kanal" di Kalimantan sebaiknya dibangun jalan darat dari Balikpapan ke Pontianak.

Untuk Sulawesi Utara, daerah Bitung adalah tempat yang paling cocok. Air yang berlimpah-limpah dan pelabuhannya untuk menerima kapal-kapal yang mengangkut Pellets.

Untuk Sulawesi Tengah mungkin di Gorontalo atau Poso. Secara politis lebih tepat di Poso. Biar penduduk disana sibuk bekerja mencari nafkah di PLTU dan sebagi distributor pellets.

SulSel, mungkin didaerah Pare-Pare, dengan air yang berlimpah ( Ingat nama lain utk kota ini "gudang beras".

Kalau di Kepualauan Maluku, cukup dengan PLTU yang menghasilkanKiloWatt yang rendah. Karena kalau dibangun PLTU dengan Kilowatt yang besar, bagaimana caranya untuk menyalurkan tenaga listri itu ke pulau-pulau lainnya. Untuk Maluku diperlukan cara lain. Walaupun harsu kembali ke tenaga Diesel sebagai penggerak Generator. Namun bahan bakarnya bukan "Minyak Diesel ", tetapi minyak Jarak atau disebut Bio-Diesel. Disetiap Pulau yang berpenduduk, dibangun PLTMJ (Tenaga Minyak Jarak). Penduduk setempat dihibau untuk menanam pohon jarak. Biji jaraknya dijual kepada Pemda. atau kontraktor untuk dibuat minyak. Minyak Jarak dibeli oleh Pemda untuk digunakan sebagai bahan bakar PLTMJ. Dan juga dibangun dermaga untuk penyimpanan Bio-Diesel ini untuk dipakai oleh kapal-kapal patroli TNI-AL. Dalam hal ini TNI-AL menjadi pembeli hasil olahan biji jarak disetiap pulau.

Tentunya Pangkalan TNI-AL tidak disetiap pulau, cukup di pulau-pulau yang dianggap strategis. Bio Diesel dari pulau-pulau diangkut dengan kapal motor milik penduduk ke pulau-pulau dimana ada Pangkalan TNI-AL. KArena ada beberapa Pangkalan TNI-AL di Maluku, tentunya diperlukan juga bahan-bahan sayuran, buah-buahan atau alat-alat keperluan pribadi Abak Buah Kapal. Ekonomi mulai berputar. Digelendungkan dengan pembelian biji jarak dari penduduk oleh PemDa dan TNI-AL.

Juga sebagai Badan yang men"supply" PLTU-PLTU ini seyogianya diserahkan ke Badan Usaha penduduk setempat. Karena dengan demikian Badan Usaha ini juga diusahakan untuk membuat brickets untuk dijual kepada penduduk setempat sebagai bahan bakar di dapur. Brickets ini adalah sebagai bahan sampingan. Usaha utama adalah men"supply" PLTU ini dengan Pellets, dan membeli dan mengusahakan pengakutannya dari Tambang-tambang Batubara apakah Berbongkah atau berupa "Pellets".

Dengan cara ini ketergantungan Negara dan Bangsa akan BBM akan menurun. Dimana tentunya subsidi Pemerintah di bidang pengadaan BBM akan mengecil. Mungkin saja dana sisa dari pengiritan ini dapat dipakai untuk pembiayaan negara lainnya.


MangSi

Posted by MangSi at 9:53 AM 0 comments

Sunday, October 21, 2007

R and D TNI-AL

Mungkin saja usaha ini sudah berlangsung lama. Namun sifatnya memang harus "hush, hush", jadi kelihatan dan kedengarannya seperti tidak ada. Kalau memang ada, syukurlah.

Karena apa, TNI-AL harus mempunyai R & D yang mantap dan dikelola oleh pemikir-pemikir yang pintar-pintar dan mempunyai penglihatan yang jauh kemuka. Tidak lain karena tidak ada duanya didunia ini, suatu negara mempunyai perairan seperti Perairan Nusantara. Sudah tentu yang lebih tahu adalah Bangsa sendiri. Dan hanya ada satu negara yang tahu seluk beluk Ibu Pertiwi itu, ialah Negara Meneer dan Mevrouw di Eropah sana.

Langkah pertama, dikumpulkan Manula Indonesia, yang berumur diatas 65 tahun yang pandai Holland spreken. (mumpung masih ada, dimanfaatkan demi kepentingan Nasional). Mereka ini dikirim ke Univeritas Leiden dan ke Perpustakaan untuk Daerah Khatulistiwa ("Library voor the tropisch).
Mereka dikirim bergilir dalam group-group untuk masa 3 bulanan.

Persyaratannya tentu harus fasih bahasa Londo. Manula yang bukan anggota PDIP. Yang dimaksud PDIP bukannya Banteng Merah, tetapi singkatan dari manula mempunyai atau yang menuju ke arah..."Penyusutan Daya Ingat dan Pendengaran."

Kemudian tentu dan wajar kalau para Mantan anggota TNI-AL, diberi kesempatan terlebih dahulu.
Kemudian para Mantan Diplomat dari Deplu.
Kemudian Mantan PNS lainnya.

Dan tentu rakyat yang mempunyai andil dalam Perang Kemerdekaan, dan mereka yang berjasa kepada Ibu Pertiwi.

Juga para Mantan Londo (kalau masih ada), yang pernah menjadi Guru di Tanah Air yang sekarang menetap dinegaranya. Diutamakan kepada para Mantan bekas pegawai Perusahaan Pelayaran KPM.

Tugas utama, menterjemahkan semua buku-buku serta meng-copy Master Plan kapal-kapal KPM dahulu. Tentunya dengan bantuan Universitas disana plus para dermawan atau simpatisan Ibu Pertiwi diikut sertakan.

Para Mantan membaca buku-buku, kemudian di "tape" dalam bahasa aslinya dan bahasa Nasional.

Dipindahkan ke "CD" paling sedikit 6 kopi dan disimpan diperpustakaan, R & D Tni-AL. Dimana Perpustakaan ini terbuka untuk umum. Atau mengadakan usaha belajar bersama dalam satu kelompok yang dihadiri oleh Mahasiswa-Mahasisiwa dan tentunya para Cadet-Cadet AAL dan Akademi Pelayaran (ini yang dimaksud dalam postingan sebelumnya dengan judul "Dwi-Fungsi TNI-AL")

Tahap berikutnya merupakan suatu usaha R & D yang sangat penting. Dipandang dari usaha agar kelangsungan hidup kapal-kapal Armada, di masa-masa akan datang.

1. Penyelidikan yang mendalam mengenai "tenaga penggerak kapal".

Apakah tenaga penggerak Mesin Diesel atau Tenaga Penggerak Sistim lainnya (Uap Tekanan Tinggi, Nuklir).

2. Komponen-komponen kapal lainnya diluar persenjataan, yang cocok untuk kapal-kapal diperairan Nusantara. Murah, dapat dibuat didalam negeri, tidak begitu high tech tetapi betul-betul berfungsi Seperti, peralatan Listrik.

3. Sistim untuk menyalurkan tenaga dari Mesin Induk ke baling-baling, yang paling efisien dan tidak memerlukan ruangan yang besar. (sisa ruangan dipakai utk keperluan lainnya..Gudang Beras dan ikan asin....... dalam keadaan darurat apapun kalau perut diisi dua bahan ini, semangat tidak akan luntur).

4. Sistim kontrol Mesin Induk, apakah lebih baik diatur dari anjungan atau dengan sistim "telegraph".

5. Standarisasi komponen-komponen dikapal.

6. Sistim Perawatan, apakah dilakukan di kapal atau didarat dengan sisitim lain. Misalnya, alat penggerak bongkar - muat, apa dapat dipakaikan sistim unit, kalau rusak satu komponennya, seluruh Unit diangkat dibawa ke Pusat Bengkel pemelihraaan. Unit yang sudah diservis, dipasang ditempat yang sama. Demikiann juga dengan peralatan lainnya. (Generator Pembangkit Tenaga Listrik).

7. Kapal diawaki Bangsa sendiri, yang sangat penting dan sangat menunjang sekali akan semangat setiap Abk, ialah fasilitas Dapur (Freezer yang besar, Microwave, Oven, Coffe Makers.....enteng tak ada sangkut pautnya dengan persenjataan kanon, rockets...tapi siapa yang mengawaki persenjataan itu ?).

Kita tiru Londo jaman VOC, bangsa sendiri perutnya di bikin kenyang, inggih doro selama 350 tahun.

Akan dikupas nanti persoalan BBM. Tahun-tahun pertama atau kedua, ongkos BBM tak perlu dipikirkan. Tapi kalau Fregat, LPD, serta kapal-kapal buatan PAL diaktifkan......tahu-tahunya BBM ongkosnya mahal luar biasa. Ternyata harga pasaran naik. (Perusahaan Minyak itu siapa yang punya ?. Mungkin anteknya downunder (yang mengangkat dirinya menjadi Centeng Pacific), tak senang dengan perkembangan TNI-AL). Dalam hal ini kita harus, tidak ada pilihan yakni harus Mandiri.!

sn

Posted by MangSi at 9:56 AM 2 comments

Saturday, October 20, 2007

PENGUASAAN IPTEK , PENTING BAGI PEMBANGUNAN SISTEM HANKAM

Jakarta, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat penting dalam membangun sistem keamanan nasional dan pertahanan negara yang kuat. ==============================.................... Menhan mengatakan pembentukan sistem keamanan nasional untuk menyelaraskan peran lembaga pemerintah di bidang keamanan diperlukan sistem kelola keamanan yang dapat memberdayakan seluruh lembaga terkait berdasarkan kompetensi serta mekanisme pelibatan dan kewenangan masing-masing. Dengan demikian, tambahnya, sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang memadai dapat meningkatkan daya tangkal secara efektif untuk mempertahankan bangsa dan negara dari berbagai ancaman keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional. Sumber: Antara ==================

Ada tiga Badan Usaha/Penelitian dalam Negeri yang harus dirangkul oleh DepHan, yaitu: 1. Pindad. 2.PT.PAL 3.BIDANG PENGINDERAAN JAUH - LAPAN Kerjasama ketiga
Badan Usaha/Penelitian ini harus dipererat, terutama dalam usaha Pengamanan Negara, khususnya Pengamanan Lautan Nusantara.
Mengingat luasnya Lautan Nusantara, Pengamanannya memerlukan bantuan dari seluruh warganegara serta Armada Pelayaran Nusantara, juga Armada Perahu Layar (Armada Semut).
Warganegara yang bermukim dipantai-pantai pulau yang berbatasan dengan Lautan Internasional. Dibangun Menara Mercu Suar. Dilengkapi dengan Lampu Suar sebagai alat Navigasi Kapal dilaut. Namun didalamnya dilengkapi dengan teropong elecronic mengawasi lautan lepas. Juga Menara Mercu Suar ini merupakan "Ground Station" dari Satelit khusus untuk keperluan Pertahanan Laut Nusantara. Setelah menerima aba-aba penting dari Markas Besar Pertahanan Laut dengan memberikan posisi "Benda Terapung" , yang mana keterangan ini diolah dari keterangan satelit.
Tugas Menara Mercu Suar untuk menyelidiki sepak terjang "Benda Terapung" ini dan melaporkan lagsung ke Markas Besar Pertahan Laut (MBPL). Apabila gerak-gerik "Benda Terapung" ini mencurigakan dan berusaha memasuki wilayah lautan NKRI, MBPL dengan segera memberi perintah kepada Squardon Tempur TNI AU untuk mengirim Jet Fighters untuk membayang-bayangi "Benda Terapung" ini. Dalam saat yang sama MBPL memberikan perintah kepada satuan Patroli TNI-AL untuk mengirim Kapal Patroli Kecepatan Tinggi ke titik temu.

Bagaimana kalau ada "benda Terapung" diwilayah lautan NKRI, ditengah laut terbuka.? Ini diperlukan kerja sama dengan Armada Perusahaan Pelayaran Nusantara dan juga dengan Armada Semut. Kapal-kapal ini dan Perahu Layar dapat meneropong nama serta bendera "Benda Terapung " itu. Dengan memijit satu tumbol, MBPL akan menerima keterangan posisi kapal pelapor. Tombol ini khusus untuk melaporkan "Benda Terapung" yang mencurigakan. Tombol lainnya, khusus untuk laporan posisi Kapal Pelapor dan bekerja sebagai "rambu", apabila kapal pelapor itu dalam keadaan darurat. Ini memudahkan Team SAR untuk memberikan pertolongan. Sehingga musibah seperti KM Tampomas dan Lion Air akan mendapatkan pertolongan secepat mungkin.
Penyelamatan jiwa manusia dapat lebih ditingkatkan. Satelit ini dapat juga dipakai sebagai alat melapor Kapal-kapal Asing yang betul-betul memasuki Lautan Nusantara untuk singgah di Pelabuhan Nusantara atau untuk meminta izin melewati Lautan Nusantara. ( Seperti Radar Tarffic Controller di Bandara, "melihat" keadaan lalulintas diudara dan untuk memberikan instruksi untuk mendarat)

Untuk keperluan sipil, mungkin satelit ini juga dapat dilengkapi dengan sistim komunikasi antar daerah.
++Untuk keperluan komunikasi Pemerintah Daerah dengan daerah-daerah terpencil (Di Malukau,Papua dan pedalaman Kalimantan).
++ Untuk keperluan Pendidikan. SD,SMP,SMA serta PT di daerah-daerah dapat mengakses Perpustakaan LIPI, Bappenas, LAPAN, atau antar PT (ITB, UI dan PT lainnya).
Sekarang jamannya Angkasa Luar, sudah waktunya Papan Tulis diganti dengan Monitor PC. (Pengadaan tenaga listrik untuk keperluan ground station maupun PC disekolah dah Balai Desa, dikupas dalam catatan lain).

Hal lainnya dimana DepHan perlu untuk berkecimpungan secara serious adalah dibidang R & D Energy, sebagai persiapan dalam menghadapi Krisis Energy dimasa yang akan datang. Suatu waktu ongkos Minyak Diesel untuk TNI AL akan menlonjak tinggi ( Perusahaan minyak di tanah air kepunyaan siapa ?), anggaran BBM akan meningkat, terpaksa mengirit dibidang lain. Korvette dan kapal-kapal besar lainnya, lebih sering didiikat didermaga dari pada berlayar dilautan lepas.
Sangat ironis jadinya, mata dan telinga yang canggih di angkasa, pelapor yang getol-getol di pantai maupun di kapal-kapal dagang /perahu layar, tapi tak ada yang mampu menghajar/menjotos.

sn

Posted by MangSi at 12:16 PM 2 comments

Friday, October 19, 2007

Mendapat berita bahwa feasibilty study Jembatan Selat Sunda akan memakan USD 100 Juta.Apakah dunia perkapalan Indonesia akan berpangkutangan ?Kalau JSS ini terealisir jelas akan mematikan pengangkutan laut (Kapal Ferry) Banten/Lampung, ribuan akan kehilangan pekerjaan dengan matinya kesibukan dikedua pelabuhan.Bagaimana Bapak-Bapak mencari sponsori dari semua pihakyang berkepentingan dalam dunia pelayaran Indonesia untuk mwngeluarkan isi koceknya untuk mengadakan study.

Dengan uang 100 juta USD, berapa Kapal Ferry baru yangdapat dibangun di galangan kapal PAL umpamanya.Apalagi kalau ongkos Rp91 trilyun walaupun dalam jangka waktu 10 tahun berapa banyak kapal Ferry yang baru dapat dibangun, juga dermaganya dikedua pelabuhan itu. Dermaga yang dirancang menggampangkan keluar/masuk kapal, juga keluar masuk penumpang dan kendaraan truck, bus dan mobil.

Mulai design kapal dengan daya muat penumpang dan kendaraan yang besar, sampai ke Mesin Induk yang murah dan efficient.

1. Kapal Ferry dengan haluan yang dapat dibuka sewaktumenurunkan/mengisi kapal dengan kendaraan. langsung kedermaga.

2. Mesin Induk yang efficient ( Steam Turbine,Generator Listrik dan motor listrik menggerakkanbaling-baling kapal. (Baling-baling ganda). Atau underwater electric motor coupled kepada baling-baling yang dapat bergerak horisontal. (memudahkan manuverinbgdalam pelabuhan).

3. Bahan bakar yang murah, yang dapat disediakan dipelabuhan dalam jumlah yang banyak dan ramah kepadalingkungan. ( Batu bara yang diolah menjadi PELLETS).
Mengingat jarak yang tidak jauh dari Bukit Asam serta diangkut melalui kereta api, mengurangi ongkos pengangkutan. Keuntungan yang lain, disamping membuat pellets, pabrik ini dapat juga membuat brickets utk pasaran umum (dapur rumah tangga, atau industri kecil seoperti membuat parang,cangkul sekop, pisau)

4.Jalur Banten/lampung dengan kapal yang modern dan cepat dapat merupakan "training ground" para perwira deck maupun mesin/listrik dari STIP, sebelum dilepas melayari jalur pelayaran lainnya di tanah air (pengalaman praktek).

5. Memperbanyak serta mempermodern kapal-kapal Ferry ini jelas akan menyerap tenaga. Lebih banyak kapal lebih banyak lambung yang di cet maupun di-coating.

6. Juga membuka peluang bagi PAL utk membangun Galangan Kapal di Lampung untuk menservis kapal Ferry maupun kapal lainnya. Atau mungkin saja tempatmembangun kapal-kapal coaster swasta. sehingga PALSurabaya dapat lebih memusatkan akan pembuatan kapalTNI-AL. ( Cilegon ??)


7.Kalau perlu Galanganan membuat kapal Ferry inipatungan dengan Galangan Kapal Luar Negeri. SepertiBelanda,Korea, Jepang, Taiwan,Jerman8. Untuk menarik mereka masuk dan menanam modal ditanah air, berikan mereka sebagai umpan. Galangan kapal Korea masuk, mendapat jatah semua trucks dan Bus di Sumatra merk Hyundai.

Dari Jepang, Kalimantan dan Sulawesi truck dan Bus khusus buatan Toyota,Nissan,Hino dsbnya. Papua, truk dan busnya buatanBenz.Untuk Belanda, Maluku merupakan bagiannya dengan ratusan coasters dan pembangunan dermaga disetiap pulau.

8. Points 1 s/d 7 ditanggung bebas Gempa dan Tsunami!. Sehingga investasi kalau mencapai
RP 91 trilyun tidak akan mubazir.

9. feasibility study Kapal Ferry ini disampaikan ke Bappenas. Masa iya, Gubernur Banten dan Lampung lebih pintar dari Bapak-Bapak di Bappenas.============ ==

Membayangkan Rp trilyunan, lupa mengenai ancaman Gempa dan Tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

singgih nata

No comments: