Monday, August 08, 2005

Waktu itu adalah uang.



Begitulah peribahasa disini. Waktu itu adalah uang. Memang peribahasa ini betul-betul merupakan sebahagian dari kehidupan penduduk kota Metropolitan NYC ini.
Coba Anda perhatikan kalau Anda berjalan-jalan di Midtown Manhattan atau di Wall Street Area di Downtown. Manusia yang berjalan bergegas-gegas, wanita dan priya tidak ada perbedaannya. Hampir semua yang berjalan kaki, apakah yang berjalan menenteng briefcase atau shopping bags, mereka berjalan-jalan seperti serdadu. Apa berjalan bergegas ini karena kebelet kencing karena udara dingin, atau merasa kedinginan barangkali.

Tapi dimusim panas pun mereka itu tetap berjalan bergegas-gegas. Tentunya lain halnya dengan turis-turis. Anda dapat menebaknya dengan segera mana yang turis mana yang bukan. Turis-turis kalau berjalannya menadahkan mukanya keatas, terpesona dengan gedung-gedung yang tinggi. Kecuali turis asal Jawa, terutama yang dari Solo. Dapat segera terlihat bahwa mereka itu turis Indonesia asal Solo. Tahunya, ….ialah dari cara mereka berjalan kaki itu, kelihatan mereka itu berjalanya dengan emat-ematan, menikmati apa yang sekelilingnya juga menikmati cara mereka berjalan.

Rupanya sebagai akibat dari peribahasa ini, yaitu serba bergegas, bermunculanlah segala macam Food Vendors dipinggir jalan di Manhattan, terutama di Midtown dan Downtown
Penjual hot dog, shishkebab (sate yang kerat dagingnya sebesar kepalan tangan bayi),
falalel (makanan TimTeng), Tacos (makanan Mexico) malah ada goreng ayam dengan nasi. Juga akhir-akhir ini banyak yang memasang tanda dengan tulisan “halal meat”. Dapat dimengerti karena sebahagaian besar penjaja makanan dipinggir jalan ini adalah asal dari Mesir. Ada penjaja hot dog di Canal Street dekat Chinatown asal dari tanah air, mungkin dia satu-satunya Food Vendors asal Melayu. Juga banyak langgananya adalah supir-supir taxi asal Bangladesh. Hanya food vendors yang berjualan kari kambing belum ada, tetapi mengingat jumlahnya para pendatang dari India, Pakistan dan Bangladesh, mungkin suatu hari akan menemukan yang berjualan kari kambing ini.

Nah arti dari time is money ini sering diartikan dan dipraktekan dengan sebenarnya, seperti contoh dibawah ini.
Suatu hari saya melihat Bung Bego masuk kedalam mobilnya yang diparkir dipinggir jalan. Setelah mobilnya distarter dan mesin sudah jalan, tetapi tidak bergerak dari tempatnya,. Lima menit sudah lewat, sepuluh menit sudah lewat masih juga tetap ditempat. Karena khawatir mungkin memerlukan bantuan, saya datang menghampiri dan bertanya , :”Mas, apa khabar Mas. Kok dari tadi tidak berangkat-berangkat, ada apa dengan mobilnya perlu bantuan ?”
Dia menjawab” Oh, tidak apa-apa dengan mobil saya. Saya tidak pergi dari sini karena mau menghabiskan waktu. Itu di meterannya masih ada 15 menit lagi !”
“Oh, begitu saya kira mobilnya mogok “ saya menyahutinya. Nah ini namanya betul-betul sudah Americanized, well tidak dapat disalahkan rupanya Bung Bego…likes to have his money worth !!

Kejadian lain, seperti biasanya didepan Supermarket itu ada mainan anak-anak , berupa mobil-mobilan atau Disney characters. Setelah anak didudukan didalamnya, kemudian memasukkan uang logam 25 sen dan mobil-mobilan atau yang berupa Disney characters bergoyang-goyang disertai dengan lagu anak-anak. Mungkin untuk 5 menit 7 menit lamanya. Pada suatu hari saya melihat didepan Supermarket itu, didalam mobil-mobilan duduk seorang Ibu.
Saya bertanya :” Lho, Bu kok sendirian mana anaknya ?” saya bertanya.
Dia menjawab:” Itu sama Bapaknya lagi dipangku, rupanya dia ketakutan waktu didudukan disini malah menangis kejer.”
Kemudian saya berkata:” Oh jadi Ibu menggantikan anaknya “
Dia menjawab:” Iya, habis masih banyak waktunya, sayang khan kalau tidak dimanfaatkan”

Suatu contoh lagi….I want my money worth !!!
Suatu contoh,…time is money…..semenit dua menit ada artinya..apalagi kalau seperempat jam !!
Jadi kalau Anda betul-betul…you want your money worth, coba naik Subway boleh seharian ke Brooklyn ke Bronx asal jangan keluar dari station seharian dapat menikmati seharga $ 2.00, harga dari karcisnya.. Di musim dingin tak akan kedinginan, semua gerbong ada alat pemanasnya. Demikian juga di musim panas, semua gerbong ada A/C-nya.
Ini hanya dapat terjadi di NYC, apalagi yang menceriterakannya MangSi..he…he…he.!


MangSi


No comments: